JAKARTA – Indonesia ingin impor beras 1 juta ton dari India melalui skema government to government (G to G). Menteri Koordinator Bidang Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, impor itu dilakukan untuk kebutuhan stok beras tahun ini. Diketahui, pemerintah mengalokasikan impor sekitar 3,6 juta ton.
“Kemarin sudah memutuskan, tahun ini impor beras 3,6 juta ton, baru masuk 2,8 (juta ton),” kata Zulhas usai rapat koordinasi bidang pangan di kantor Kemenko Pangan, Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2024).
Namun, Zulhas menegaskan belum ada keputusan atau kontrak impor beras dari India.
“Belum ada putusan baru. Dari sekian itu, memang akan ada nanti 1 juta (ton). Kalau bisa G to G dengan India, tapi belum terjadi,”ucap Zulhas.
“India mintanya (skema) business to business. Jadi tidak ada nambah. Jelas ya. Jadi jangan sampai salah kutip. Jadi tidak ada impor beras baru, yang ada kemarin belum kelar,” kata dia.
Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono juga mengatakan, belum ada skema impor beras dari India lewat G to G.
“Tapi yang jelas, sampai hari ini kami belum mendapat perintah G to G. Kalau dilakukan impor, harus dilakukan tender terbuka dong,” kata Wahyu.
Namun, Wahyu meyakini, stok beras akan mencapai dua juta ton hingga akhir tahun ini.
Di sisi lain, Kadiv Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Epi Sulandri memberikan update, sebanyak 3,034 juta ton beras impor sudah masuk ke Indonesia per November 2024. Data masuk itu diupdate Perum Bulog per Minggu (17/11/2024).
Diketahui, Indonesia mengalokasikan impor 3,559 juta ton beras pada tahun ini.
“Dari total kontrak 3.559.793 ton, yang sudah masuk, yang sampai ke gudang kita 3.034.785 ton untuk memperkuat stok cadangan beras kita,” kata Epi Sulandri dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi, Senin (18/11/2024), dipantau dari Youtube Kementerian Dalam Negeri.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, saat ini pemerintah Indonesia tengah mengejar impor beras dengan India melalui skema G to G.
“Kan waktu itu ada tambahan 1 juta (ton beras), jadi kita waktu itu coba dengan India dan negara lain. Jadi pada prosesnya dengan siapa saja yang kalau dia bisa menjadi supplier kita ya nggak masalah, yang penting harganya baik,” ujar Budi saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Budi mengungkapkan, pihaknya tengah mengupayakan impor beras 1 juta ton itu bisa masuk tahun ini, sebagai upaya mengejar target impor beras yang telah dicanangkan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tahun 2024 sebesar 3,6 juta ton. (Web Warouw)