JAKARTA- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida meragukan validitas tentang kebocoran anggaran negara sebesar Rp 1.000 Triliun yang disebutkan oleh calon presiden (capres)Prabowo Subianto dalam debat capres Minggu (15/6) malam.
“Rp 1.000 triliun itu mengundang sejumlah pernyataan besar. Sumber data itu dari mana? Bisakah ditunjukkan sumber-sumber kebocoran itu dan larinya kemana saja. Jika tak mampu ditunjukkan maka Prabowo bisa dikatakan telah menyebarkan kebohongan luar biasa dan berbahaya,” ujarnya kepada Bergelora.com di Jakarta Senin (16/6).
Menurutnya APBN saja totalnya sekarang ini kurang dari Rp 2.000 Triliun. Ia mengingatkan agar para capres tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan tanpa sumber data yang jelas.
“Bahaya kalau seorang capres keluarkan pernyataan bombastis tanpa dasar. Mudahan saja benar. Kalau tidak selanjutnya dapat diusut dan diproses secara hukum,” ujarnya.
Selain itu pernyataan Prabowo Subianto itu merupakan ‘tusukan tajam’ terhadap Presiden SBY termasuk pasangannya, Hatta Radjasa sebagai jadi Menko Perekonomian.
“Bisa menimbulkan tafsir liar bahwa Presiden SBY dan jajaran terkaitnya merupakan bagian dari penikmat uang negara yang bocor itu,” tegasnya.
Untuk itu dirinya meminta penjelasan khusus atas pernyataan yang sampai saat ini belum ada sumber datanya yang jelas.
“Jadi, publik dan bangsa ini, termasuk dari saya sebagai warga bangsa sungguh-sungguh prihatin. Sekaligus meminta Prabowo untuk segera memberi penjelasan khusus atas pernyataan yang sampai kini bisa dianggap tak berdasar itu,” ujarnya.
Ia mengingatkan Prabowo Subianto agar tidak mencari simpati dengan cara berbohong dan tidak bertanggung jawab.
“Sungguh memalukan jika sebagai capres yang barangkali niatnya untuk cari simpati, tapi justru merupakan bagian dari kebohongan yang harus dipertanggung secara hukum. Yang lebih penting lagi, jangan sampai yang disasar adalah cawapresnya sendiri, Hatta Radjasa.” (Web Warouw)
