Oleh: Toga Tambunan *
FAHMI HUSAENI, dilanda bingung amat cemas kehilangan istrinya yang sah dinikahi secara hukum akad nikah resmi, di Bogor, setelah pacaran 5 bulan. Sekeluarga dan tetangga, heboh mencari istrinya. Viral medsos.
Pasal sebabnya, istri bernama Anggi Anggraini yang dinikahinya 25 Juni 2023, besoknya hilang setelah izin keluar rumah mau beli ayam grepek di warung. Resepsi pernikahannya belum dijalani yang ditetapkan 15.07.2023. Ternyata sengaja kabur. Meninggalkan Fahmi Husaeni, menggandeng Adriaman Lase, lelaki yang menjadi tunangannya terlebih dulu, selama 4 tahun. Mereka lari ke Medan, domisili Adriaman Lase.
Wuallah….!
Kisah ini seperti ini sebenarnya terjadi beberapa kali di masa lalu. Kali ini jadi ramai dihebohkan medsos bertehnologi celluler android internet.Tanpa gadget handphone itu mustahil sedemikian seru. Dan kini sudah tak digubris internet lagi.
Namun perlu meninjau keteguhan hati Anggi Anggraini terhadap Adriaman Lase. Katakanlah mereka bertunangan sudah 4 tahun, menjalani proses jadi mempelai. Keinginan Anggi bertekad mau jadi mempelai sanjungannya patut diacungi jempol dua ibu jari tangan.
Bagaimana perihalnya mempelai Yesus Kristus berkeinginan selama proses periode bertunangan?
Terhadap manusia pendosa asal saja mau datang KepadaNya, dibenarkanNya. Bahkan ditebusNya lunas dengan DarahNya. Kemudian diangkat jadi kekasihNya. DarahNya, sebutlah itu selaku mahar tiada tandingan harga di mayapada ini, mengolah diri manusia bersatu DiriNya.
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Korintus 6:19-20)
Berikutnya Paulus dalam suratnya ke jemaat Roma meneruskan pemberitahuan Rohkudus: “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya , mereka itu juga dimuliakan-Nya”.
(Roma 8:29-30)
“Tinggallah dalam Aku dan Aku tinggal didalammu…..dan Aku yang memilihmu” kata Tuhan Yesus kepada setiap manusia yang diproses jadi tunanganNya.
Para murid dan pengikutnya yang datang Kepadanya dan ditebusnya dengan mahar DarahNya justru mereka itu disambutNya jadi calon-mempelaiNya, atau sebagai tunanganNya. Alangkah berbahagia jemaat itu!
Markus 2:19-20 merekam perkataan Yesus: “Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa”
Yesus tegas deklarasikan DiriNya mempelai jemaat. Betapa bahagia jemaatNya.
Kemudian hari
Rohkudus menegaskan siapa mempelaiNya Tuhan Yesus itu dalam Wahyu 21:9. “Maka kesediaan dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: “Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba .` Yakni yang masuk ke kota Yerusalem Baru, penerima Langit Baru Bumi Baru itu.
Selama Anggi Anggraini menjalani proses bertunangan itu keinginan muncul dari kemauan Anggi Anggraini berhubung tergoda berbagai tuntutan, membawanya pacaran dengan Fahmi Husaeni selama 5 bulan. Dia menyadarinya sebelum kumpul tergoda malam berikut selaku suami istri dengan Fahmi Husaeni, Anggi Anggraini berani kabur menuju mempelainya yang terkenang dan dirindukan.
Tiga hal godaan sempat dilancarkan Lucifer terhadap Yesus paska puasa makan 40 hari, yakni tentang jaminan tersedia makanan pemuaskan nafsu perut, penjamin keamanan dan bebas derita serta kepastian diagungkan tinggi sistimatis. Ketiganya umpan pemuas nafsu manusia itu bertujuan membangkangi kedaulatan Bapak Surgawi. Semuanya ditampik Yesus.
Godaan sama terhadap Yesus Kristus, juga dilancarkan Lucifer kepada setiap manusia. Bahkan macam bujukan lebih banyak ragam lagi, berhubung manusia nyata terpikat dan Lucifer merekayasa manusia itu melekat tetap pada zonenya.
Zone disediakan Yesus bagi tunanganNya:
“Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu” (Wahyu 21:27)
“Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar” (Wahyu 22:5, 14-15)
Sadarkah jemaat pemercaya kepadaNya itu, menempati posisi subyektif kandidat mempelaiNya?
Allah memprogram yang disebut dalam Kejadian 2:24-25 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu” merupakan sinyal awal bagi manusia untuk menjadi mempelai AnakNya/FirmanNya.
Para jemaat Kristiani yang berkeluarga itu apakah memaklumi kehidupan mereka suami – istri merupakan instrumen substansial Allah mendidik jemaat berpasangan itu berbudaya sinergis selaku tunangan Anaknya, mendahului keberadaannya kelak selaku mempelai Yesus Kristus sesuai karakter disyaratkan, merespon tepat diskripsi Yesus dalam Johanes 15: 5 dan 26 bahwa “Aku dalam kamu dan kamu didalam Aku dan Aku yang memilih” wajib berkarakter sempurna.
Program Allah itu kompatibel karyaNya diawal menciptakan manusia segambar serupa DiriNya yang sempurna.
Sosok mempelainya adalah mereka yang koheren atau segambar serupa dengan Allah, setidaknya berjuang akan sekoheren dengan Allah, ditandai aktivitas tak bercanda tak bercela dalam penilaian Allah. Analogi dengan kemauan seseorang memproses sosok yang oke jadi pasangan dirinya, dimulai menilsi sejak dari awal tahap pertunangan. Bila proses semestinya itu diabaikan berhubung misalnya terdesak mau segra keluar dari kondisi broken home keluarga yang dideritanya atau oleh alasan terpaksa tertentu lainnya, pasangan itu secara terpisah atau bersama dituntut keras mencas ulang dirinya dengan kebenaran Roh Allah.
Allah membenarkan bersangkutan atau siapa saja yang lolos seleksiNya meski berlumur tebal dosa.
Manusia berlumur setebal apapun dosa itu, ditebus Yesus Kristus dengan mahar tiada terkira harganya yakni DarahNya. Penebusan yang terjadi sekaligus memposisikan tertebus itu semestinya wajib total tunduk padaNya dan tidak menginginkan sesuatu kemauan apa pun kecuali yang ditentukanNya.
Contohnya keinginan Anggi Anggriani yang berkemauan teguh oke setia pada mempelai sanjungannya, ternyata bisa asal mau.
Jika kita, anda dan saya adalah sosok diantara orang tertebus pendosa itu, wajib pertanyakan apakah ada keinginan diri kita diluar kemauan Tuhan Yesus yang sudah jelas diberitahu dalam Alkitab?
Keinginan pribadi itu salahsatu aplikasi jaringan aplikasi sistim produk Lucifer yang diinstallnya kedalam kemauan manusia dan operasional mengingkari otoritas Allah.
Rasul Johanes telah memberitahu pada 1 Yohanes 2:16:
“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” Keinginan yang timbul dari kemauan orisinil pribadi itu berasal dari jiwa pembangkangi otoritas Allah yang diinstal Lucifer, penguasa kini di dunia.
“Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa”
“Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal”
(1 Yohanes 2:23, 25)
Keinginan menghamburkan uang menyelenggarakan pesta nikah, acara penghormatan atas orang wafat, ulang tahun kelahiran, pendirian tugu makam leluhur apakah agenda itu sesuai kemauan mempelai penebus kita?
Tentang keinginan otentik produk manusia ini, wujudnya merusak kerukunan terekspresi pada salah satu komunitas besar di lingkungan masyarakat Batak, dimulai dari keinginan akan pertolongan dukun Sayuta etnis non-Batak berdomisili di Belawan, sehingga bersangkutan diboyong ke Paropo di Kecamatan Silalahi Nabolak, Kab. Dairi, menentukan lokasi makam leluhurnya Raja Silalhisabungan. Secara kesurupan dukun ini menetapkan makam Raja Silalhisabungan, ompung legendaris bagi masyarakat di Toba, yang wafat sekitar 400-an tahun lalu. Penetapan itu mengingkari lokasi makam terdahulu yang sudah lama.
Keinginan horong (kelompok) 7 turpuk/marga yang dikendalikan beberapa tetua marga Haloho itu, berkembang beranak menyeruak berbagai isu berat. Diantaranya isu menelorkan kesimpulan menyatakan Silalahi bukan anak leluhur mereka Rj. Silahisabungan yang ratusan tahun terdahulu diakui mereka dan masyarakat Batak bahkan disebut anak pertamanya Rj. Silahisabungan. Lagi pula tentang makam Rj. Silahisabungan, para keturunannya dan kemasyarakat “halak hita” tahu, menziarahi makam leluhur mereka itu di dusun Paromasan dekat Pangaruran, Kab. Samosir.
Berawal dari keinginan beberapa tetua horong (kelompok) 7 turpuk/marga tersebut, kini persaudaraan keturunan Rj. Silahisabungan terbelah pecah kaca, sejak 1970-an, sudah 50-an tahun. Sampai kapan? Padahal mayoritas mereka itu jemaat Kristen. Mereka tahu benar Allah kelak menghancurkan bumi semesta alam ini termasuk bangunan tumaras yang mereka dirikan. Mereka pun tahu waktunya akhir zaman sudah dekat.
Beberapa petikan distas contoh keinginan pengaku jemaat Kristus tersebut, merepresentasikan betapa absurd kemauan dan perilaku jemaat yang sebenarnya berpeluang riil mempelai Tuhan Yesus itu.
Kondisi seseorang yang diberkati kekayaan harta dan uang melimpah olehNya, dan sangat disyukuri; untuk apakah peruntukkannya menurut firman Allah pemberi kekayaan itu?
Camkan, apakah masih kepingin keinginan sendiri? Jika masih kepingin, perkarakan keinginan yang kepingin kau kejar itu apakah berbasis kemauan jasmaniah dirimu atau berbasis kehendak Bapak Surgawi dalam kemauanmu selayaknya tunangan sang mempelai. Haleluya.
Selamat hari minggu.
Bekasi, 16.07.2023.
*Penulis Toga Tambunan, evangelis Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)