Rabu, 29 November 2023

KORBAN HANYA SEBATAS ANGKA…! Kemenkes Sebut Masih Ada 11 Anak Dirawat di RSCM Imbas Gagal Ginjal

JAKARTA – Juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril melaporkan perkembangan kasus gagal ginjal akut terkini. Ia menyebut, sejak dua minggu lalu sampai sekarang tak ada lagi penambahan kasus konfirmasi dan kematian, melainkan adanya kasus sembuh.

Meskipun demikian, Syahril mengungkap ada 11 orang yang masih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

“Jadi total ada 324 kasus dari 27 provinsi,” ucapnya saat konferensi pers, Kamis (24/11/2022).

“Dan tentu saja kita berharap yang masih dirawat 11 orang di RSCM ini agar dapat pulih dan sembuh kembali setelah diberikan obat penawar fomepizole yang sudah kita datangkan,” sambungnya lagi.

Lebih lanjut, Syahril juga mengungkap bahwa pasien yang sudah dinyatakan sembuh atau diperbolehkan pulang tetap dipantau oleh Dinas Kesehatan setempat.

“Untuk melihat perkembangan atau kemungkinan satu efek atau masalah-masalah kesehatan selanjutnya,” tutur Syahril.

Hanya Sebatas Angka

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Kuasa hukum keluarga korban gagal ginjal akut pada anak, Awan Puryadi membeberkan kisah para kliennya.

Ia mengatakan salah satu kliennya merasa kematian anaknya tidak benar-benar menjadi perhatian pemerintah.

Sebaliknya, pemerintah dinilai hanya hanya fokus pada data statistik belaka.

“Jadi seakan-akan sampai orang tua korban bilang,’Anak saya itu sekarang hanya berupa angka, angka kematian,’” papar Awan dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Menurut dia, para korban merasa tak ada upaya signifikan pemerintah untuk menyelamatkan korban.

Sehingga, keluarga korban merasa tidak ada pihak yang benar-benar memperjuangkan keselamatan sang buah hati.

Pihak rumah sakit pun kelabakan dan mengalami kebingungan mengatasi kasus gagal ginjal anak.

“Artinya secara individu, saya merasa anak saya sudah hilang sebelum meninggal,” tutur Awan menceritakan keluhan keluarga korban.

“Bayangkan lho Mas, kemarin masih main bola, orang biasanya sakit, pilek, sakit panas, diminumkan obat di sekitarnya (dan sembuh),” sambungnya.

Bahkan banyak keluarga korban yang ditemuinya mengaku belum mendapatkan kompensasi apapun dari pemerintah.

Awan merasa hal ini merupakan sikap abai pemerintah pada masyarakat.

Pasalnya, para korban mengalami gagal ginjal akut karena ada kelalaian dalam pengawasan bahan berbahaya sebagai campuran obat sirup anak.

“Ini bukan karena dia (korban) terkena penyakit yang genetik loh, ini keracunan, secara sistem ada yang bertanggung jawab, tapi sampai sekarang enggak ada,” imbuhnya.

Adapun Awan menjadi kuasa hukum 12 keluarga korban gagal ginjal akut pada anak yang tengah mengajukan gugatan pada 9 lembaga yang dinilai bertanggung jawab.

Sembilan lembaga itu mulai dari perusahaan farmasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Kementerian Kesehatan.

Para keluarga korban meminta tergugat memberikan kompensasi, gugatan itu telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).

Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes per 23 November 2022, terdapat 324 kasus gagal ginjal akut pada anak.

Dari jumlah tersebut, 113 anak dinyatakan sembuh, 200 anak dinyatakan meninggal dunia, dan 11 anak masih dalam perawatan. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru