Jumat, 29 September 2023

KORBAN KOLONIALISME AS…! Krisis Gas, Seluruh Sektor Industri Jerman Bakal Dihentikan

JAKARTA – Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan kepada surat kabar Der Spiegel bahwa Jerman kemungkinan terpaksa menghentikan seluruh aktivitas sektor industri jika negara itu mengalami kekurangan pasokan gas.

“Semua aktivitas pabrik akan dihentikan. Ini akan menjadi bencana bagi beberapa industri. Dan kita tidak berbicara tentang dua hari atau minggu, tetapi tentang waktu yang lama. Kita berbicara tentang orang-orang, yang akan kehilangan pekerjaan dan wilayah yang akan kehilangan seluruh kompleks industri,” kata Habeck pada Jumat (24/6).

Meski demikian, ia menegaskan bahwa Jerman akan tetap bersatu dalam menghadapi kesulitan ini dan sepenuhnya mendukung kebijakan sanksi anti-Rusia.

Pekan lalu, aliran gas melalui pipa Nord Stream dari Rusia ke Jerman sudah dikurangi sebanyak 60%. Raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan bahwa pengurangan ini terjadi karena masalah teknis yang timbul dari kebijakan sanksi Barat.

Menurut Gazprom, perusahaan pemasok peralatan asal Jerman, Siemens Energy, gagal mengembalikan unit pompa gas ke stasiun kompresor tepat waktu. Turbin yang diperbaiki untuk pipa Rusia tersebut saat ini masih berada di fasilitas pemeliharaan di Kanada, dan tidak bisa dikirim karena terkendala kebijakan sanksi yang diberlakukan oleh pemerintah Kanada terhadap Rusia. Siemens mengatakan Jerman dan Kanada sedang mencari solusi untuk masalah ini.

Bertahan 2,5 Bulan Saja

Pejabat energi Jerman Klaus Muller mengatakan, Jerman hanya mampu bertahan selama dua setengah bulan pada musim dingin ini bila tidak ada gas Rusia.

“Jika fasilitas penyimpanan di Jerman secara matematis 100 penuh, kita bisa melakukannya tanpa gas Rusia sepenuhnya hanya sekitar dua setengah bulan dan kemudian tangki penyimpanan akan kosong,” kata Muller dalam Program Maybrit Illner di saluran ZDF.

Dia menuturkan, Jerman perlu menghemat gas dan mencari pemasok baru di tengah krisis pasokan oleh Rusia, Kamis (23/6/2022).

Dalam wawancara terpisah dengan penyiar RTL/ntv, Muller berujar bahwa harga gas untuk konsumen Jerman bisa naik hingga tiga kali lipat.

Sebelumnya, Jerman mengumumkan fase kedua dari rencana gas daruratnya.

Hal tersebut akan memungkinkan pemasok untuk membebankan biaya tinggi kepada konsumen, tetapi hanya dengan persetujuan resmi dari Federal Network Agency alias Bundesnetzagentur.

Muller mengatakan, jika Jerman memasuki fase ketiga dari rencana tersebut, itu akan menjadi konsekuensi “mengerikan dan drastis” bagi industri gas.

Di bawah fase ketiga, Bundesnetzagentur akan menjatah gas dan memprioritaskan rumah tangga pribadi daripada perusahaan energi.

Hingga saat ini, Jerman masih sangat bergantung pada gas Rusia.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, meski Jerman dan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya telah memberlakukan embargo minyak Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina, Berlin masih enggan menerapkan larangan impor gas Rusia.

Perusahaan energi milik negara Rusia, Gazprom, mengatakan awal bulan ini akan mengurangi pasokan gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1.

Gazprom juga telah mengurangi pengiriman gas ke Perancis dan Italia di tengah sanksi barat terhadap Rusia.

Untuk mendiversifikasi strategi energinya dari Rusia, Jerman baru-baru ini menandatangani kemitraan gas dengan Qatar.

Jerman juga menyalakan pembangkit listrik tenaga batu bara untuk lebih mandiri, meski lingkungan akan menjadi korbannya. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,553PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru