JAKARTA- Yoganogo Yoko Yoman diduga dibunuh oleh orang tidak dikenal. Namun hingga saat ini pihak kepolisian di Jayapura belum melakukan penyelidikan. Hal ini disampaikan oleh Matius Murib kepada bergelora.com, di Jakarta, Jumat 92/5)
Berikut ini kronologis peristiwa yang disampaikan pada redaksi bergelora.com:
Selasa, 22 April 2014
Pukul 03.00 : Yoganogo Yoka Yoman susah tidur, dan ia mengakui ketindisan. Karena ketindisan, Yoka diingatkan oleh mamanya untuk berhati-hati kalau di perjalanan jika berjalan ke luar rumah.
Pukul 05.00 : Yoka keluar dari rumahnya, di kompleks Koramil Hawai, Sentani dan kemudian ke bandar udara Sentani, Jayapura, sambil mengantar rekan/keluarga yang bernama Matius Tabuni, yang saat itu, harus berangkat dari Jayapura ke Wamena.
Pukul 06.00 : Korban menerima telpon dari seseorang dan keluar meninggalkan bandara udara sentani ke arah Puskesmas Sentani kota dan selanjutnya menuju ke arah mana belum di ketahui.
Pukul 10.20 : Keluarga korban dihubungi oleh petugas medis bahwa Yaganogo Yoka Yoman sedang ada di rumah sakit Yowari sentani dalam keadaan tak bernyawa. Keluarga korban pun dikagetkan dengan informasi seperti itu karena tidak terlalu lama peristiwa itu terjadi.
Pukul 11.00 : setelah terima laporan dari pihak medis, keluarga korban menuju ke rumah sakit Yowari sentani dan melihat korban. Ternyata Korban sudah tidak bernyawa. Kondisi korban saat itu mengalami perut kembung, lidah keluar, darah keluar dari mulut, luka memar di dagu, ingus keluar dari hidung dan hidung bengkak.
Sekitar Pukul 13.00: Menurut sopir Ambulans Polisi telepon rumah sakit untuk datang ambil mayat di Hotel Renggali. Katanya ada penemuan mayat di kamar mandi dalam keadaan tidak bernyawa.
Sopir mengatakan, saat diangkat mayat sudah di dalam kantong hitam dan langsung bawa ke rumah sakit.
Sekitar Pukul 13.30 : Bapak Ketua Sinode Baptis (Socrates Sofyan Yoman) bersama istrinya tiba di Rumah Sakit dan melihat kondisi korban yang tak bernyawa.
Pukul 15.00 : Aktifis HAM bersama keluarga Korban pergi ke Kantor polisi untuk mengambil Dompet, KTP dan HP, tetapi Polisi masih menahan Dompet, KTP dan HP dengan alasan sebagai barang bukti. Setelah mendapatkan keterangan, Akfis HAM dan keluarga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengantar Aktivis HAM dan keluarga korban, ke TKP. Sampai di TKP, Aktivis HAM dan keluarga menemukan fakta-fakta seperti bercakan darah di dinding pintu dan di lantai kamar mandi Posisi pintu sudah tercabut.
Pukul 15.30: Aktivis HAM dan keluarga korban, Polisi, Pemilik Hotel dan Tukang Hotel kembali ke kantor Polisi.
Pukul 16.00: Aktivis HAM dan keluarga korban pulang kembali ke rumah waena.
Pukul 18.00 WP: Mayat dibawa pulang di rumah duka di Expo Waena , kota Jayapura.
(Web Warouw)