BANDUNG – Ledakan keras terjadi di kawasan Cicendo, Kota Bandung. Belum diketahui apakah benda tersebut bom atau bukan. Pelaku melarikan diri. Sekitar pukul 09.59 WIB, Senin (27/2), puluhan polisi bersenjata lengkap mengepung kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo. Menurut informasi, di kantor itulah pelaku bersembunyi. Penggerebekan dipimpin langsung Kapolrestabes Bandung, Kombes Hendro Pandowo.
“Ya betul ada ledakan,” kata Kombes Pol Hendro.
Menurut informasi, pelaku meledakkan benda diduga bom di lapangan. Kemudian ia lari ke kantor kelurahan Arjuna. Saat ini, 1 pelaku sudah tewas tertembak setelah tidak mau menyerahkan diri dan melawan petugas.
Sementara itu, politisi PDI-Perjuangan TB Hasanuddin meminta agar aparat melakukan penyelidikan lebih dalam untuk menentukan dari kelompok mana teroris di Cicendo, Bandung itu. Keberhasilan aparat kepolisian dalam melumpuhkan pelaku teror bom panci low explosive di Cicendo, Bandung, Jawa Barat patut diapresiasi. Namun, alangkah baiknya polisi tak secepatnya menyimpulkan afiliasi pelaku teror tersebut.
“Harusnya ada investigasi yang mendalam terhadap si pelaku. Karena bisa jadi aktivitas si pelaku tidak hanya di JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) saja,” ujar Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus Hasanuddin di Jakarta, Senin (27/2).
Sebab, menurut Hasanuddin, modus operandi yang dilakukan pelaku teror sekarang ini kerap berpindah organisasi agar tak mudah teridentifikasi.
“Para pelaku teror sekarang ini menyebar ke beberapa organisasi untuk melakukan perlawanan agar gerakan mereka ini tersamar. Bila ada kesempatan, mereka langsung beraksi,” tutur purnawirawan Jenderal TNI AD bintang dua itu.
Hasanuddin menambahkan, walau pelaku teror sering berpindah organisasi, namun ideologi kelompoknya tetap sama dan memiliki cita-cita merubah NKRI menjadi negara khilafah.
Oleh karena itu, Hasanuddin mengingatkan agar aparat intelijen dan kepolisian jangan hanya fokus pada organisasi yang sudah muncul di permukaan saja, seperti, Jamaah Islamiah dan Jamaah Ansharut Tauhid.
“Jangan hanya menelusuri kelompok yang sudah ada di permukaan saja, karena bisa jadi si pelaku tengah mengecoh aparat,” kata Hasanuddin.
Meski demikian, sambung Hasanuddin, aksi teror itu bisa dihentikan bila aparat mampu menelusuri sel-sel yang masih aktif melalui informasi pelaku teror yang berhasil ditangkap hidup-hidup.
“Sel-sel ini bisa disapu bersih melalui pengakuan si pelaku teror saat diinterograsi,” tegas Hasanuddin.
Sebelumnya kepada Bergelora.com dilaporkan, aparat kepolisian berhasil melumpuhkan pelaku teror bom panci di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendok, Bandung. Pelaku sempat bersembunyi di kantor kelurahan.
Saat dikepung pelaku sempat membakar sebuah ruangan di lantai dua kelurahan. Ledakan dan letusan beberapa kali terjadi. Akhirnya oleh polisi pelaku dilumpuhkan karena terus melawan.
“Bom panci low explosive diledakkan salah satu pelaku,” ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan di lokasi kejadian, Senin (27/2).
Anton mengatakan jika melihat pola beraksi dan jenis bahan peledak digunakan diketahui pelaku merupakan jaringan lama.
“Pelaku jaringan lama, dari JAT (Jamaah Ansharut Tauhid),” tuturnya. (Web/Bowo)