KYIV – Selama hampir tiga tahun, konflik antara Rusia dengan Ukraina belum berakhir. Namun, kini perang mulai bergeser menjadi perang robot. Sebagaimana diberitakan Reuters pada Senin (18/11/2024), salah satu perusahaan teknologi pembuat pengacau sinyal drone kini mulai kebanjiran order.
Dia adalah Yuriy Shelmuk dari Ukraina yang mendirikan perusahaan pembuat pengacau sinyal drone atau pesawat nirawak tahun lalu.
Dikatakan bahwa dulu pesanan akan perangkat tersebut sangat sedikit. Tetapi sekarang perusahaan itu memproduksi 2.500 unit per bulan dan memiliki daftar tunggu selama enam minggu.
Permintaan bergeser setelah kegagalan serangan balik besar Ukraina pada musim panas 2023 yang dimaksudkan untuk membuat pasukan Rusia yang menyerang berada dalam posisi yang sulit.
Kyiv mengutip penggunaan kendaraan udara tak berawak Rusia secara luas untuk menemukan dan menyerang target, serta sejumlah besar ranjau darat dan pasukan.
“Drone udara yang terkonsentrasi dan murah menghentikan semua serangan kami,” kata Shelmuk.
“Ada pemahaman bahwa pengubah permainan baru telah muncul,” tutur dia.
Sebagian besar lebih dari 800 perusahaan di sektor produksi pertahanan Ukraina yang sedang berkembang didirikan setelah invasi skala penuh Rusia 2022 yang memasuki hari ke-1.000 pada hari Selasa (19/11/2024) ini.
Banyak yang dibuat sebagai respons terhadap kondisi medan perang yang berubah dengan cepat, termasuk pesawat nirawak.
Yang pertama di udara dan kemudian di darat dan laut, serta teknologi antipesawat nirawak dan, yang semakin berkembang, kecerdasan buatan.
“Sektor industri militer Ukraina adalah sektor yang paling cepat berinovasi di seluruh dunia saat ini,” kata Halyna Yanchenko, seorang anggota parlemen Ukraina yang telah mengadvokasi produsen senjata lokal di parlemen.
Baik Ukraina maupun Rusia kini sedang dalam jalur untuk membuat sekitar 1,5 juta pesawat nirawak pada 2024.
Sebagian besar adalah kendaraan kecil yang harganya beberapa ratus dolar per unit dan dapat dipiloti dari jarak jauh untuk mengidentifikasi dan menyerang target musuh.
Pada Februari, pasukan Ukraina telah memberi tahu Reuters bahwa banyaknya pesawat nirawak Rusia membuat mereka lebih sulit bergerak bebas dan membangun benteng.
Pada musim panas, ketika Rusia mulai mengambil alih wilayah Ukraina dengan kecepatan tercepat sejak awal konflik, sebagian besar truk pikap militer yang rusak berat dilengkapi kubah peperangan elektronik (EW) yang hanya akan dipasang pada peralatan bernilai tinggi tahun lalu.
Perusahaan Shelmuk, Unwave, adalah satu dari sekitar 30 perusahaan yang memproduksi sistem semacam itu, yang memblokir sinyal dan menggunakan berbagai cara untuk mengganggu sistem komputer di dalam pesawat nirawak.
Sebagian besar sistem EW antipesawat nirawak mengganggu satu, atau paling banter beberapa frekuensi radio, yang berarti pilot pesawat nirawak Rusia dapat menghindari gangguan dengan berpindah ke frekuensi baru.
Dengan demikian, pembuat EW memantau obrolan daring Rusia yang terkait dengan pesawat nirawak untuk memahami frekuensi mana yang akan digunakan pesawat nirawak mereka.
Mulai Beralih Ke Robot
Seiring bertambahnya korban dan pasukan yang kelelahan, maka kedua belah pihak dalam perang tersebut mencoba mengganti manusia dengan mesin atau robot.
Ukraina telah berjuang untuk mengisi kembali unit yang terkuras dari waktu ke waktu karena pertempuran. Sedang Rusia dilaporkan telah beralih ke Korea Utara.
Tujuh pejabat dan tokoh industri mengatakan kepada Reuters bahwa otomatisasi akan menjadi fokus utama inovasi medan perang pada tahun mendatang.
“Jumlah prajurit infanteri yang ditempatkan di parit telah menurun secara signifikan, dan komando tempur dapat dilakukan secara daring dari titik jarak jauh, yang mengurangi risiko personel terbunuh,” kata Ostap Flyunt, seorang perwira di brigade mekanis ke-67.
Ukraina kini memiliki lebih dari 160 perusahaan yang membangun kendaraan darat nirawak, menurut akselerator pertahanan yang didukung negara Brave1. Kendaraan ini dapat digunakan untuk mengirim perbekalan, mengevakuasi yang terluka, atau membawa senapan mesin yang dioperasikan dari jarak jauh.
Seorang kolonel angkatan darat, dengan kode panggilan Hephaestus, baru-baru ini meninggalkan militer untuk mulai membangun sistem senapan mesin otomatis. Ia mengatakan enam produknya telah menggantikan penembak manusia di garis depan, yang memungkinkan mereka dapat mengoperasikan senjata tersebut hanya dari layar yang lebih aman dari bahaya.
Rusia Tembak Jatuh 59 Drone Ukraina Dalam Semalam
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Moskwa, Perang antara Rusia dengan Ukraina terus berlanjut. Pada, Minggu (17/11/2024) malam, Rusia menembak jatuh 59 pesawat nirawak atau drone Ukraina.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin (18/11/2024), sebagian besar pesawat nirawak ditembak jatuh di tiga wilayah yang berbatasan dengan Ukraina. Wilayah itu ialah Bryansk dengan 45 drone, enam drone di Kursk, dan tiga drone di Belgorod.
“Pada malam sebelumnya, upaya rezim Kyiv untuk melakukan serangan UAV terhadap target di wilayah Federasi Rusia digagalkan,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
“Lima puluh sembilan UAV Ukraina dihancurkan oleh sistem pertahanan udara,” tambahnya.
Sergei Sobyanin, Wali Kota Moskwa mengatakan satu pesawat hancur di distrik Ramenskoye tanpa menimbulkan korban atau kerusakan. Sedangkan drone yang kedua berlokasi di distrik Pavlovo-Possad, katanya di Telegram.
Moskwa mengumumkan hampir setiap hari bahwa mereka telah menghancurkan pesawat nirawak Ukraina. Hanya saja jumlahnya biasanya lebih rendah dari angka hari Senin, atau serangan semalam.
Kyiv mengatakan bahwa mereka melakukan serangan semacam itu, yang sering kali menargetkan infrastruktur energi, sebagai tanggapan atas pemboman Rusia di wilayah Ukraina. (Enrico N. Abdielli)