JAKARTA- Pelantikan M Tito Karnavian menjadi Kapolri menggantikan Badrodien Haiti berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7) siang dihadiri semua menteri kabinet. Pelantikan itu juga diikuti dengan kenaikan pangkat dari Komisaris Jenderal berbintang tiga menjadi Jenderal penuh berbintang empat. Presiden Joko Widodo berpesan agar sebagai Kapolri, Tito segera melakukan reformasi ditubuh Polri.
Presiden Joko Widodo meminta agar Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menghadapi tantangan dengan fokus pada dua hal penting.
“Reformasi Polri adalah kunci yang harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu sampai hilir dan laksanakan perubahan mental disemua lingkingan Polri. Perbaiki semua pelayanan masyarakat agar lebih mudah dan lebih sederhana dengan prosedur hukum yang jelas,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo juga mengingatkan sekali lagi pesan yang pernah disampaikan pada Hari Bhayangkara 1 Juli lalu tentang kekompakan dalam Polri.
“Jaga kesatuan komponen Polri karena dengan kekompakan dan kesatuan, Polri dapat bekerja untuk melayani masyarakat. Lakukan secara menyeluruh dan konsisten,” tegas Presiden.
Dalam upacara pelantikan dengan saksi, Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan dan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, Presiden juga mengingatkan bahwa Tito Karnavian diberi amanah dan tanggung jawab oleh negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban agar berjalan dengan baik dan hukum berjalan profesional agar masyarakat mendapat kenyamanan.
“Berantas mafia hukum dan perkuat profesionalisme Polri sehingga memenuhui rasa keadilan bagi masyarakat. Saya menyakini dibawah kepemimpinan saudara mampu menghadapi tantangan tugas sehingga Polri dapat mengembalikan kepercayaan rakyat,” katanya.
Presiden juga menegaskan agar Polri harus menjaga Kebhinekaan serta memperkokoh persatuan Indonesia dan bersinergi dengan institusi yang lain dalam menghadapi terorisme dan narkoba.
Jenderal Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964; umur 51 tahun) adalah seorang perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang ikut bergabung dengan tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moch Top. Kombes Pol. H.M.Tito Karnavian naik pangkat menjadi Brigjen Pol. dan naik jabatan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito Karnavian menggantikan Komjen Pol. Saud Usman Nasution, yang menjabat Direktur I Keamanan dan Transnasional Bareskrim Mabes Polri.
Pada 14 Maret 2016 Komjen. Pol. Tito Karnavian telah diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun. Sebelumnya Tito Karnavian diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya. Komjen. Pol. Tito Karnavian pun menjadi Angkatan AKABRI 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga.
Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005[1]. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel, dkk.
15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Badrodin Haiti yang akan segera pensiun. Ini mematahkan tradisi senioritas di tubuh Polri karena Tito lebih dipilih ketimbang para seniornya yang bepangkat tiga bintang. Dan pada akhirnya tepat pada tanggal 23 Juni 2016 hari kamis, pada malam hari, Komisi III DPR RI, memufakatkan bahwa Tito berhak menjadi KAPOLRI menggantikan pendahulunya Jendral Badrotin Haiti. (ZKA Warouw)