JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Roy Rolliansyah Soemirat mengatakan bahwa Indonesia menunggu adanya mandat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Palestina. Terutama melalui resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai pengiriman sipil/ormas ke Gaza .
“Misi perdamaian PBB hanya baru akan diterjunkan setelah ada mandat PBB, melalui Resolusi DK PBB,” ujar Roy dalam keterangannya, Senin (17/6/2024).
“Sejauh ini PBB belum membahas isu penggelaran peacekeeping operation (PKO) di Gaza,” sambungnya.
Adapun prioritas saat ini, kata Roya adalah mengupayakan terciptanya perdamaian melalui gencatan senjata. Yang tertuang dalam resolusi terbaru adalah 2735 beberapa hari lalu.
Menurutnya, pengiriman misi PBB nantinya juga selalu ditentukan dengan kebutuhan di lapangan.
“Pengiriman misi PBB (baik terkait jumlah, komposisi, dan jenis keahlian) pada saatnya nanti, selalu di sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” tuturnya.
Kemenkes Palestina: 37.347 Tewas
Kepada Bergelora.com diJakarta dilaporkan, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan hingga Senin (17/6/2024), sebanyak 37.347 orang telah tewas di Gaza selama lebih dari delapan bulan perang antara Israel dan Hamas.

Seperti dilaporkan AFP, jumlah korban itu mencakup 10 orang tewas dalam 24 jam terakhir.
Kemenkes Palestina menambahkan, total 85.372 orang terluka di Gaza sejak perang dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Situasi di Gaza hingga hari ini masih diwarnai keprihatinan. Di saat seluruh umat Islam di dunia merayakan Hari Raya Iduladha, muslim Palestina bersedih karena Israel tak juga menghentikan agresi militer.
Mengutip koresponden kantor berita Palestina, WAFA, ratusan warga Gaza terpaksa melakukan salat Iduladha di tengah suasana yang suram. Bahkan, hewan kurban pun dilarang masuk ke wilayah Gaza oleh zionis Israel.
“Pasukan pendudukan melakukan kejahatan baru. Mereka mencegah masuknya hewan kurban dengan menutup semua penyeberangan Jalur Gaza, termasuk pendudukan dan penutupan penyeberangan perbatasan Rafah, dan penyeberangan Kerem Shalom,” lapor kantor berita Gaza yang dirujuk Anadolu seperti dikutip Senin (17/6/2024).
“Pelanggaran yang jelas terhadap hak asasi manusia dan pengabaian total terhadap nilai-nilai manusia dan Islam,” lanjut laporan kantor berita itu.
Anadolu menyebut, Israel dan pemerintah Amerika Serikat (AS) harus bertanggung jawab. Komunitas internasional perlu menghentikan pelanggaran yang terang-terangan dilakukan oleh Israel terhadap hak-hak muslim.
Salah seorang jemaah salat Iduladha di Khan Younis, Mahmoud Abdel Jawad mengatakan, tidak ada kurban atau pun perayaan Iduladha di Gaza.
“Tidak ada hewan kurban, (tapi) kami mengurbankan diri sendiri, mengurbankan raga kami meski tidak ada perayaan Idul Adha di Gaza,” katanya.
Pada hari raya ini, warga Palestina di Khan Younis juga terpaksa melaksanakan ibadah salat Iduladha di sekitar puing-puing bangunan yang hancur karena tidak adanya tempat ibadah yang layak. Menurut pantauan koresponden WAFA, saat khutbah Iduladha, khatib mengimbau jemaahnya bersilaturahmi pada keluarga para martir yang terluka dan keluarga korban yang disandera Israel.
Tak lupa diingatkan juga pada mereka agar membawa sukacita kepada keluarga tersebut, terutama bagi anak-anaknya. Sementara itu, dilaporkan Amu TV, hanya beberapa anak yang terlihat mengenakan pakaian tradisional Jalabiya untuk hari raya. (Web Warouw)