YOGYAKARTA- Penggunaan Dana Desa di desa-desa wilayah Kecamatan Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta langsung dirasakan masyarakat. Kepala Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman Fuad Jauhari Luthfi menuturkan, Dana Desa di wilayahnya dipakai untuk program infrastruktur desa seperti membangun sarana irigasi, bendungan sungai, dan jalan tembus antar desa.
Ada juga program pemberdayaan untuk pertanian budidaya ikan, serta memperkuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sudah berjalan. Saat menengok realisasinya, Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan bahwa, pemakaian dana desa di kecamatan Cangkringan sudah cukup bagus karena bisa langsung dirasakan masyarakat. Karena itu, Marwan meminta program diperluas dan pelibatan masyarakat terus ditingkatkan.
“Makanya monggo, dana desa segera dibelanjakan. Ini pemanfaatannya cukup bagus. Langsung mengena untuk program yang dibutuhkan masyarakat,” kata Marwan Jafar sambil mengacungkan jempol saat melihat langsung proses pembangunan bendungan sungai di Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman, DIY, Senin (12/10).
Pencairan dana desa di desa Wukirsari sendiri sudah masuk tahap dua dan dalam proses pencairan tahap ke tiga. Marwan minta agar masyarakat desa jangan takut memakai dana yang dialokasikan langsung dari APBN tersebut. penyerapan arus dikebut karena tahun 2015 ini adalah tahap-tahap awal adanya dana desa.
“Kalau takut dan ragu-ragu memakai dana desa, maka pembangunan dan penyerapannya akan lambat. Ini kan tahap awal, makanya harus cepat sambil jalan kita benahi sistem, proses, maupun bagaimana pertanggungjawabannya,” terang Marwan.
Pada kesempatan ini, Menteri Desa Marwan Jafar menjelaskan bahwa sistem penggunaan dana desa sebenarnya sudah dibuat dan diupayakan sangat simpel dalam hal pencairan, penggunaan dan pelaporannya. Terutama setelah keluarnya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, karena cukup dengan dua lembar kertas rencana penggunaan dana desa dan laporan, maka dana desa sudah bisa digunakan. Soal RPJMDes dan RKPDes bisa dibuat menyusul.
“Saya sudah melihat progres dana desa ini di Desa Wukirsari, Sleman. Itu sangat bagus karena membangun infrastruktur dengan tenaga kerja masyarakat desa, bahan bakunya juga dari desa. Jadi benar-benar untuk masyarakat desa semua,” ujar Marwan.
Tak lupa Marwan mengingatkan bahwa dana desa itu sebaiknya diutamakan untuk membangun infrastruktur dan kegiatan yang memberdayakan ekonomi masyarakat secara langsung. Baru setelah desa-desa memiliki infrastruktur bagus dan masyarakatnya sudah mulai bisa berjalan mandiri, maka dana desa bisa dipakai untuk program lain seperti peternakan dan sebagainya.
“Sekarang gunakan dulu untuk kegiatan yang produktif. Misalnya bangun jalan dan irigasi. Pakai tenaga pekerja dari desa dan bahan bakunya dari desa. Langsung dibayar sehingga ekonomi desa bergerak. Sekali lagi, jangan takut ataupun ragu-ragu memakai dana desa,” tegas Marwan.
Sementara itu, Kades Wukirsari Luthfi mengatakan bahwa budaya gotong royong masih sangat kuat. Karena itu, penyerapan dana desa lebih mudah dan program yang digalakkanpun sangat antusias diikuti warga.
“Kita sudah punya BUMDes, juga sudah begini perikanan, dan banyak program fisik seperti bangun irigasi, jembatan desa. Alhamdulillah masyarakat sangat antusias dan aktif di sini,” ucap Luthfi yang mengaku rada kaget Desanya dikunjungi Marwan Jafar.
Sebagai informasi, Total penyerapan dan penggunaan dana desa di Kabupaten Sleman sendiri sudah mencapai 60 persen. Penyerapan tahap pertama sudah 100 persen, tahap kedua masih dalam proses yang mencapai 40 persen, dan selanjutnya akan masuk tahap ketiga.
“Berarti sisanya tinggal 40 persen yang belum dan ini untuk tahap ketiga dan sebagian tahap kedua,” demikian laporan para Kades se-Kabupaten Sleman, di Balai Besar Latihan Masyarakat, Sleman, Yogyakarta. (Hari Subagyo)