Kamis, 3 Juli 2025

MENUJU DUNIA BARU MULTIPOLAR…! BRICS Siapkan Sistem Pembayaran Berbasis Blockchain untuk Saingi Dolar AS

JAKARTA- Blok BRICS yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan sedang meletakkan dasar bagi sistem pembayaran berbasis blockchain. Pengumuman ini muncul pada saat negara-negara BRICS secara aktif berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS.

Menurut ajudan Kremlin Yury Ushakov dalam sebuah wawancara dengan TASS (5/3/2024), penciptaan sistem pembayaran BRICS independen yang memanfaatkan teknologi digital dan blockchain adalah tujuan yang sangat penting.

Ushakov menegaskan bahwa sistem pembayaran independen BRICS adalah “tujuan penting untuk masa depan” karena didasarkan pada “alat canggih seperti teknologi digital dan blockchain.”

“Hal utama adalah memastikan hal ini nyaman bagi pemerintah, masyarakat umum, dan dunia usaha, serta hemat biaya dan bebas politik,” jelas Ushakov.

BRICS Ingin Perbaiki Sistem Moneter

Pekan lalu, sebuah laporan mengungkapkan aliansi Kementerian Keuangan Rusia dengan kelompok BRICS untuk memperbaiki sistem moneter dan keuangan internasional.

Kolaborasi ini juga bertujuan untuk menciptakan platform pembayaran multisisi BRICS Bridge untuk “mendekatkan pasar keuangan negara-negara anggota BRICS dan meningkatkan perputaran perdagangan timbal balik.”

Pekan lalu, laporan TASS lainnya mengatakan Kementerian Keuangan Rusia, Bank Rusia dan mitra BRICS akan menciptakan platform pembayaran multisisi BRICS Bridge dalam upaya meningkatkan sistem moneter global.

Sesuai laporan, negara-negara BRICS telah mencari opsi untuk menggantikan USD dalam perdagangan internasional. Selain itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa negara-negara tersebut tidak menggunakan dolar tetapi mata uang lokalnya untuk bertransaksi.

Inisiatif rubel digital Rusia merupakan contoh komitmen blok tersebut terhadap inovasi dan kemandirian keuangan. Dirancang untuk memfasilitasi penyelesaian lintas batas, rubel digital dapat meningkatkan posisi keuangan global Rusia sekaligus menawarkan cetak biru bagi negara-negara lain yang berupaya memitigasi dampak sanksi Barat.

Perkuat Platform Pembayaran Antar Negara BRICS

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, upaya ini merupakan bagian dari tugas khusus tahun ini untuk meningkatkan peran BRICS dalam sistem moneter dan keuangan internasional.

Dalam Deklarasi Johannesburg pada Agustus 2023 lalu, para pemimpin BRICS menetapkan fokus mereka pada peningkatan penyelesaian dalam mata uang nasional dan memperkuat jaringan perbankan koresponden untuk mengamankan transaksi internasional.

“Pekerjaan akan terus dilakukan untuk mengembangkan Pengaturan Cadangan Kontinjensi, terutama mengenai penggunaan mata uang yang berbeda dari dolar AS,” imbuh perwakilan dari pemerintah Rusia itu.

Selama beberapa waktu, BRICS telah melakukan upaya untuk mengurangi ketergantungan mereka pada mata uang fiat dolar Amerika Serikat (USD) dalam penyelesaian transaksi. Istilah untuk menggambarkan sikap tersebut umumnya dikenal sebagai dedolarisasi.

Sebelumnya, laporan TASS pada 28 Februari lalu menerangkan bahwa Kementerian Keuangan Rusia, Bank Rusia, dan para mitra BRICS akan menciptakan platform pembayaran multisisi BRICS Bridge dalam upaya meningkatkan sistem moneter dan keuangan internasional.

Hal ini diharapkan dapat membantu membawa pasar keuangan negara-negara anggota BRICS lebih dekat dan meningkatkan perdagangan timbal balik.

*Putin Puji Sistem Keuangan yang Terdesentralisasi*

Mundur pada Mei 2023, Presiden Rusia, Vladimir Putin, sempat mengatakan bahwa ekonomi global akan mendapat manfaat dari pembentukan sistem keuangan internasional yang terdesentralisasi.

Menurutnya, penting untuk mengoordinasikan upaya bersama dalam pembentukan sistem keuangan global baru yang terdesentralisasi. Sebab, stabilitas semua keuangan global dinilai akan sangat bergantung pada desentralisasi tersebut.

“Semakin terdesentralisasi, semakin baik bagi ekonomi global. Itu akan ‘kurang bergantung’ pada perkembangan krisis di negara-negara yang masih memiliki keunggulan seperti sebagai mata uang cadangan global [yang mungkin merujuk pada dominasi dolar AS],” kata Putin dalam Eurasian Economic Forum.

Presiden Rusia itu menilai desentralisasi akan meningkatkan keamanan, tidak hanya untuk pembayaran, tetapi juga seluruh ekonomi global. Dia menilai, hal tersebut akan membuat pekerjaan di bidang ekonomi mengalami depolitisasi.

Sebenarnya, kata “desentralisasi” yang digunakan Putin sudah lebih lazim diadopsi dalam dunia kripto. Semua proyek kripto, utamanya mengejar janji desentralisasi, meski dalam praktiknya tidak selalu seperti itu.

Bitcoin, blockchain dan cryptocurrency pertama di dunia, membuat kata desentralisasi mulai sering digunakan dan bahkan disebut sebagai satu-satunya proyek kripto yang paling terdesentralisasi di dunia hingga saat ini.

Sebagai informasi, Rusia berusaha untuk mengurangi porsi mata uang dari negara-negara yang tidak ramah dalam pembayaran timbal balik.

Selain itu, Rusia berencana untuk bekerja lebih aktif lagi dengan mitra di seluruh dunia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), khususnya untuk peralihan penuh ke mata uang nasional.

“Banyak negara dengan ekonomi berkembang cepat lainnya juga beralih ke penggunaan mata uang nasional dalam penyelesaian perdagangan luar negeri, termasuk Cina, India, serta negara-negara Amerika Latin,” kata Putin.

Pada Juni 2022, Putin mengatakan bahwa negara-negara yang tergabung dalam BRICS sedang berupaya mengembangkan mata uang baru yang didukung dengan aset seperti emas atau minyak. (Muff)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru