Oleh: Hari Subagyo
CAKUPAN BRICS 42% populasi, 29% luas daratan, 24% PDB global, 16% saham di bursa, 26% konsumsi minyak dunia. Bermula 2001 BRIC (tanpa) S, istilah Jim O’Neill ekonom Goldman Sachs. KTT ke-5 di Afsel 2010 menjadi BRICS.
Lagi, Afsel sebagai host KTT ke-15 BRICS 2023. Keanggotaan Arab Saudi disahkan. _Shift from west to east._ Aljazair, Iran dan Argentina daftar sejak 11 bulan. Masuknya Argentina, ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin, menandai ekspansi menuju _global south._
Kini sebutannya BRICS+. Kepemimpinan ekonomi dunia G7 kelak bersanding saing blok ini. Memproyeksikan penciptaan cadangan mata uang baru, five-R atau R5+, sekeranjang dari mata uang nasional negara BRICS (Rand, Rubel, Rupee, Renminbi, Real). Alternatif instrumen hak tarik khusus (SDR) pada kurs mata uang IMF.
Aliansi terus berevolusi. Ke depan disusul Turkiye dan Mesir. Turkiye yang NATO sebagai sekutu tradisional Barat, pemain kunci kawasan Laut Hitam dan Mediterania menambah geostrategi BRICS+ makin gurih.
Bank Pembangunan Baru (NDB), bank multilateral BRICS diharap melikuidasi sistem _bretton woods_ dalam kelembagaan IMF, WTO, Bank Dunia. Jebakan utang menjerat kreditor dengan pasal tambahan intervensi politik.
Sistim keuangan 1944 ciptaan AS dan Inggris, raja perang 500 tahun. Kejahatan moneter 77 tahun berakhir dengan ditemukannya dunia baru. Banyak negara berkembang resmi menjadi anggota NDB. De-globalisasi mengkanalkan kemajuan ke arah banyak blok multipolar.
Banalisme dolar AS masih kuat tapi cakarnya mulai menumpul. Saatnya tiba RIP _–Rest in Pentagon._ Petrodolar dijauhi. Bank Sentral di beberapa negara giat bertahap mengurangi cadev dolarnya, de-dolarisasi. Kutukan 1965 Charles de Gaulle.
Hegemoni “tisu toilet” dicetak semau the Fed. Nilainya sekadar kertas terlampir ekuitas, obligasi, saham dan bubble. Itulah nilai fiat. _Money politics_ dalam arti sesungguhnya. Bahkan memanipulasi semua negara melalui proxi pembangunan kompleks industri militer. Setidaknya AS punya 800 lokalisasi. _National security_ yang dibiayai lewat _seigniorage._ Selisih biaya cetak dengan nilai nominal uang.
Mata uang fiat cukup didukung indeks ekspor suatu negara, dan UU negara itu. Oligark kapital finans membagi tugas antartim. IMF memata-matai cadangan emas negara lain. Bank Dunia merumuskan rasio kesamaan daya beli (PPP) kurs mata uang domestik terhadap asing di seluruh negara. WTO berperan JPU tipikor. Pelobi Gedung Putih keliling dunia adu tawar jasa broker.
Dolar “hancur” pada hari kedholiman AS memutuskan sanksi menyita dan bekukan aset dolar dari negara pengguna SWIFT yang tak disukainya. Kemaren Afganistan, hari ini Russia, dan esuknya korban bisa dialami negara manapun.
Pegang mata uang itu pertama-tama impresi psikologis. Urusan aman dan nyaman. Tapi, rasa itu ambyar di dolar. Romantisme kaum globalis menyebut dolar kertas masih dianggap cadev sampai AS kalah dalam PD 3.
Mata uang BRICS+ nyata, dan terjamin emas. Volatilitas forex akan menurun. Akan ada standarisasi emas yang ditopang emas riil.
Kuartal 3 – 2022 berlangsung gerakan senyap perburuan 400 ton emas borongan Bank Sentral global. Perlu 40 truk kontainer mengangkutnya. Desember 2022 terungkap pembeli besar itu “paus”, paus ini adalah Bank Sentral China. Pembeli lain Turkiye, India, Mesir, Qatar, Irak dan Uzbekistan. Negeri-negeri peminat BRICS+
Cadangan emas moneter Russia berlipat capai 2.300 ton, China hampir 2.000, India dan Arab Saudi melipatgandakan, Afsel dan Brasil tambah sedikit. Sebaliknya kekaisaran Eropa stoknya stagnan, malah sesekali aksi jual.
Arus balik dunia meremajakan otot kemakmurannya. BRICS+ bakal menjadi G20+ tanpa G7.
Selain punya mata uang sendiri, rute perdagangan sendiri, _gateway_ pembayaran sendiri, perjanjian bisnis sendiri, bank holding sendiri, dan dijamin pengaturan rantai pasok bebas sanksi antar-anggota. Mata uangnya hanya digunakan untuk satu hal: perdagangan komoditas. Bukan jual beli obligasi mengambang.
* Penulis Hari Subagyo, pengamat Multipolar, Komite Persahabatan Rakyat Indonesia – Rusia (Indonesian-Russian Comradeship Committee)