JAKARTA- Perkembangan data terbaru penularan MERS CoV di Riyadh Arab Saudi dan penularan di rumah sakit sampai 23 Agustus 2015 dilaporkan jumlah kasus bertambah menjadi 53 orang dengan 17 orang meninggal dunia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE kepada Bergelora.com, Senin (25/8).
“Yang masih dirawat 32 orang, 1 pasien dipulangkan. Kisaran umur pasien sangat luas, ada pasien yang berumur 2 tahun dan ada yang berumur 109 tahun. Ada dua petugas kesehatan warga negara Filipina yang juga ikut tertular,” ujarnya.
Ia menjelaskan adanya 7 kasus baru pada Sabtu (22/4) lalu, sehingga total seluruh Arab Saudi menjadi 1.141 kasus, meningkat dari 1.134 kasus. Lebih dari 5.700 sample sudah diperiksa sebagai bagian contact tracing,” jelasnya.
Sejauh ini menurutnya outbreak Agustus 2015 ini hanya terjadi di Riyadh dan belum ada laporan kasus dari daerah pelaksanaan ibadah haji di Mekkah, Medinah dan Jeddah.
“Untuk antisipasi kegiatan haji maka pemerintah setempat mempersiapkan tiga Laboratorium MERS CoV di Mekkah, Mina dan Arafah serta 4 lagi di Medinah,” ujarnya.
Sebenarnya menurut Tjandra Yoga, awal Juni 2015 kasus MERS CoV di Arab Saudi praktis terkontrol baik, tapi sejak 13 Juli mulai ada trend meningkat, dan terus meningkat sampai hari ini, khususnya terjadi di rumah sakit.
“Karena itu, saya sampaikan kembali bahwa pada kenyataannya jamaah Haji kita yang sakit maksudnya penyakit umum yang diderita jamaah Haji, dapat dirujuk dari Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) ke RS Arab Saudi, baik di Jeddah, Mekkah dan Medinah. Atau mungkin juga jemaah sakit langsung datang atau dibawa ke rumah sakit Arab Saudi di kota-kota itu,” ujarnya.
Sekali lagi Tjandra Yoga mengingatkan perhatian yang harus dijaga bila jamaah haji nanti terpaksa harus datang ke rumah sakit di Arab Saudi yaitu selalu dan lebih sering cuci tangan pakai sabun.
“Secara ilmiah terbukti menurunkan kemungkinan infeksi, dan jangan terlalu sering memegang hidung dan mulut dengan tangan kita,” ujarnya.
Selama di rumah sakit sedapat mungkin hindari kerumunan orang, terutama di Poliklinik dan Emergency Room. Pengalaman di Korea misalnya menunjukkan seorang pasien di Emergency Room yang sambil menunggu masuk rawat dia batuk-batuk dan menulari banyak orang disana.
“Kejadian di rumah sakit King Abdul Azis Riyadh juga bermula dari Emergency Room, hanya belum jelas pola penularannya,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar upayakan seminimal mungkin menyentuh benda-benda yang banyak dipegang orang dan pengunjung rumah sakit.
“Hal ini memang tidak terlalu mudah, karena kita terpaksa toh harus pegang gagang pintu misalnya, atau sandaran kursi, atau meja pendaftaran dan lainnya, tapi ekstra waspadalah selalu pada kebersihan,” ujarnya. (Web Warouw)