Sabtu, 5 Oktober 2024

OPERASI KOTOR AS-UKRAINA..! Rusia Bongkar Pelaku Baru Serangan Moskow, Pendananya Ditangkap

MOSKOW – Rusia kini menyasar nama baru terkait aktivitas terorisme termasuk serangan mematikan di gedung konser Moskow, beberapa waktu lalu. Bukan kelompok ISIS tapi bos mata-mata negara ini.

Kepala mata-mata Ukraina (SBU), Vaily Malyuk dianggap bertanggung jawab atas sejumlah kegiatan terorisme yang dilakukan di Rusia, termasuk serangan mematikan di gedung konser, Balai Kota Crocus, Moskow, dua pekan lalu.

Kementerian Luar Negeri Rusia bahkan mengatakan telah secara resmi menghubungi Kyiv dengan tuntutan berdasarkan Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Bom Teroris dan Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Pendanaan Terorisme yang diadopsi PBB, untuk penangkapan dan ekstradisi segera.

Dilovar Islomov, salah satu tersangka kasus penyerangan gedung konser Moskow, dikawal di ruang sidang di Rusia.(Ist)

“Serangan mematikan di Balai Kota Crocus, yang mengejutkan seluruh dunia, sejauh ini, bukanlah serangan teroris pertama yang dialami negara kita baru-baru ini,” kata kementerian menyebut tragedi yang menewaskan 144 orang dan 500 terluka itu, dikutip Senin (1/4/2024) dari laman Russia Today (RT).

“Investigasi yang dilakukan oleh badan-badan kompeten Rusia menunjukkan bahwa jejak semua kejahatan ini mengarah ke Ukraina,” tambahnya.

Serangan di Moskow terjadi 22 Maret. Sebelumnya ISIS mengaku bertanggung jawab, di mana Amerika Serikat (AS) juga membenarkan hal tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengakui untuk pertama kalinya bahwa “kelompok Islam radikal” berada di balik serangan tersebut. Namun ia merujuk keterlibatan Ukraina.

Hal sama juga diutarakan Kepala intelijen Rusia Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov. Ia bahkan mengklaim AS, Inggris, dan Ukraina berada di balik serangan Moskow dalam sebuah wawancara dengan jurnalis pro-Kremlin Pavel Zarubin.

Dimuat CNBC International, ia menilai ketiga negara itu bertanggung jawab atas serangan. Ia menuding bahwa serangan “bermanfaat” bagi badan intelijen Barat dan Ukraina untuk mengganggu stabilitas Rusia.

Sementara itu, selain serangan gedung konser Moskow, Kemlu Rusia juga menyebutkan insiden-insiden lain terkait intelijen Ukraina. Seperti pembunuhan blogger militer Rusia Maksim Fomin, pemboman di Jembatan Krimea dan wilayah Belgorod, area perbatasan.

“Kegagalan untuk memenuhi tuntutan Rusia merupakan pelanggaran terhadap kewajiban internasional Ukraina sehubungan dengan pemberantasan terorisme dan menimbulkan tanggung jawab hukum internasional,” ujar kementerian tersebut memperingatkan.

“Memerangi terorisme internasional adalah tanggung jawab setiap negara. Pihak Rusia menuntut rezim Kyiv segera menghentikan dukungan apa pun terhadap kegiatan teroris, menyerahkan pelakunya dan memberikan kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan pada para korban,” tambahnya.

Perlu diketahui Rusia dan Ukraina sendiri sudah terlibat perang selama dua tahun. Perang dimulai Februari 2021 karena ketertarikan Ukraina bergabung dengan aliansi NATO.

Pendananya Ditangkap

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Moskow, pihak berwenang Rusia juga telah menangkap seorang tersangka “pemodal” serangan gedung konser di Balai Kota Crocus, Moskow, pekan lalu yang menewaskan 143 orang. Ukraina disebut telah membayar “sejumlah besar” uang kepada para pelaku.

“Tersangka lain yang terlibat dalam skema pendanaan teroris telah diidentifikasi dan ditahan,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa orang tersebut telah ditempatkan dalam penahanan pra-sidang, muat AFP dan The Moscow Times dikutip Minggu (31/3/2024).

Diketahui sebelumnya para petinggi Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, tak menyanggah ISIS terlibat. Namun mereka terus mengatakan bahwa Ukraina dan negara-negara Barat ikut bertanggung jawab atas pembunuhan massal tersebut.

Komite Investigasi Rusia pada hari Kamis mengklaim bahwa mereka telah memperoleh “informasi yang dapat diverifikasi bahwa pelaku serangan teroris menerima sejumlah besar uang dan mata uang kripto. Inilah yang digunakan dalam mempersiapkan kejahatan tersebut di mana semuanya berasal dari Ukraina.

“Hubungan teroris yang ditahan dengan kaum nasionalis Ukraina diperoleh dari pemeriksaan perangkat elektronik mereka dan menganalisis transaksi keuangan,” kata Komite Investigasi Rusia lagi.

Ukraina sendiri dan sekutu Baratnya, termasuk Amerika Serikat (AS), membantah hal tersebut. Mereka menggambarkan tuduhan tersebut sebagai “propaganda”.

Sejauh ini sudah 14 orang ditangkap karena serangan Moskow. Sebanyak 11 ditangkap sejak Sabtu pekan lalu dan diakui berasal dari Tajikistan. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru