JAKARTA- Rencana PT Freeport untuk membangun smelter (tempat) pengolahan emas dan tembaga di Gresik, Jawa Timur mendapatkan tantangan dari rakyat Papua. Rencana tersebut menunjukkan Freeport tidak punya niat baik pada rakyat papua dan bangsa Indonesia, bukan hanya mencari keuntungan tapi mengadu domba antara rakyat Papua dan rakyat Indonesia lainnnya.
“Freeport harus bangun smelter di Papua bukan di Gresik. Itu kekayaan papua dibawa ke daerah lain. Mereka cuci emas dan tembaga dari Papua ditempat lain. Orang Papua jadi buruh dan dapat sampah, Gresik dapat ongkos cuci, Freeport yang untung besar,” demikian mantan Anggota DPR, Ruben Gobay pada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (17/6).
Ia menyesali sikap kebanyakan pemimpin Papua yang menyetujui pembangunan smelter Freeport di Gresik, bukan di Papua.
“Kebanyakan pemimpin pasti sudah terima uang Freeport untuk setujui smelter dibangun di Gresik.
Sebelumnya, Gubernur Papua, Lukas Enembe menetang keras rencana Freeport untuk membangun smelter di luar tanah Papua.
“Itu tidak bisa! Harus di Papua! Kita konsisten dengan itu, jangan main-main soal ini!” tegasnya kepada wartawan Jumat (13/6) lalu.
Ia menegaskan, Pemerintah provinsi Papua sampai saat ini tetap pada komitmen yakni 17 point yang diajukan kepada Freeport Indonesia termasuk pembangunan smelter di Papua. PT Freeport menurutnya hanya memiliki satu opsi yaitu membangun smelter di Tanah Papua.
“Pembangun smelter di Papua akan membantu percepatan pembangunan di Tanah Papua Sebab apabila dibangun di luar Papua, sangat tidak tepat dan efisien,” tegasnya.
Gubernur Papua menyatakan kekecewaannya ketika mendengar Freeport akan membangun smalter di Gresik, Jawa Timur.
“Sumber alam dari Papua, mengapa orang Papua tidak boleh menikmati. Sudah sekian lama sumber daya alam diambil sehingga sangat wajar kalau smelter itu dibangun di Tanah Papua,”tegasnya. (Web Warouw)