Rabu, 11 September 2024

Pemerintahan Baru Jangan Cabut Subsidi

JAKARTA- Wacana tentang perlunya mengurangi subsidi energi BBM dan listrik akhir-akhir ini adalah gambaran mengenai rapuhnya perekonomian nasional yang tidak kokoh seperti yang digambarkan selama ini.

“Sebaliknya, negara justru sedang menghadapi tantangan sangat serius dan mengkhawatirkan. Beban pemerintah baru sangatlah berat,” demikian Anggota Komisi III DPR-RI, Bambang Soesatyo kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (23/5).

Karena itu menurutnya, pemerintah baru jangan sampai terperangkap pada statistik pertumbuhan ekonomi tinggi yang diwariskan pemerintahan sebelumnya.

“Untuk mewujudkan kesejahteraan, statistik pertumbuhan itu tak layak dijadikan acuan karena rapuh dan tidak berkualitas. Statistik itu terbukti bukan solusi untuk mereduksi jumlah pengangguran dan memerangi kemiskinan.” Jelasnya.

Menurutnya, pemerintah baru yang akan datang dipastikan harus berjibaku memulihkan ketahanan pangan dan energi.  Dalam konteks pangan, argumentasinya tidak boleh lagi sekadar stok yang aman atau cukup.

“Tapi stok harus cukup dengan harga terjangkau seluruh elemen rakyat. Stok cukup tetapi harga mahal tidak ada artinya,” Ujarnya.

Impor bahan pangan menurutnya harus diturunkan secara bertahap dengan meningkatkan produksi dalam negeri.

“Jangan lupa, mengolah ketahanan pangan adalah melayani kebutuhan hampir 250 juta perut rakyat dengan gizi yang layak,” tegasnya.

Jadi menurutnya, sidang kabinet bidang ekonomi harus selalu memprioritaskan agenda pengelolaan kecukupan semua komoditi kebutuhan pokok.

“Pemerintah baru harus menjadikan fluktuasi harga kebutuhan pokok sebagai isu sensitif,” ujarnya.

Sepanjang 2013 lalu, nilai impor bahan pangan sudah mencapai angka Rp 104,9 triliun untuk belanja 29 komoditi kebutuhan pokok dengan volume lebih dari 17 miliar kilogram. Menurut BPS, termasuk dalam daftar belanjaan itu adalah komoditi cabai, bawang, teh, cengkeh, jagung, beras, singkong dan garam.
 
Data dan fakta itu sangat menakutkan. Bahkan menurutnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko sendiri menilai kebijakan pangan nasional ibarat selang infus. “Kalau infusnya dicabut, bisa mati kita,” kata demikian Bambang Soesatyo mengutip Jenderal, Moeldoko, belum lama ini. (Calvin Garry Eben-Haezer)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru