JAKARTA- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman menegaskan bahwa perjuangan organisasi kepemudaan seperti Pemuda Katolik segaris dengan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Artinya, perjuangan DPD RI untuk merawat kebangsaan sekaligus memelihara keragaman itu proporsional (sebanding) dengan usaha dan hasil Pemuda Katolik.
“Perjuangan Pemuda Katolik berbanding lurus dengan peran DPD RI, untuk merawat kebangsaan sekaligus memelihara keragaman. Ibaratnya, DPD RI ini miniatur Indonesia,” ujar senator dari Sumatera Barat itu ketika menerima Pengurus Pusat Pemuda Katolik Kamis (20/8) di Jakarta.
Audiensi tersebut membahas masalah kebangsaan dan persiapan Kongres Pemuda Katolik ke-16 tanggal 21-23 Agustus 2015 di Pacific Palace Hotel, Batam. Senator asal Papua Barat Mervin Sadipun Komber turut mendampingi Irman menerima Pengurus Pusat Pemuda Katolik.
Irman menyambung, DPD RI memperkuat relasi sesama anak bangsa dalam semangat nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika melalui penanaman semangat kebangsaan. Usaha menanamkan persatuan dan kesatuan bangsa atau nasionalisme semestinya menjadi garis perjuangan organisasi di Indonesia karena bangsa Indonesia memiliki kesamaan budaya, bahasa,mwilayah, serta tujuan dan cita-cita.
“Kebangsaan itu ternyata bisa didorong kalau kita bisa memberikan kesempatan yang sama, tanpa diskriminasi,” sambungnya. Dalam pengantarnya, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2012-2015 Agustinus Tamo Mbapa menjelaskan perkembangan organisasi tersebut yang ketika kelahirannya tanggal 15 November 1945 bernama Angkatan Muda Katolik Republik Indonesia (AMKRI). Berikutnya, tanggal 12 Desember 1949 Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) melahirkan Muda Katolik Indonesia (MKI) yang bulan Juni 1960 dalam kongres di Solo berubah nama menjadi Pemuda Katolik.
“Jadi, Pemuda Katolik ini sudah berusia 70 tahun, seusia Republik kita,” jelasnya.
Dia menegaskan, selama usianya itu, Pemuda Katolik selalu menegaskan bahwa dirinya bukan organisasi sektarian. Pemuda Katolik adalah organisasi yang merawat kebangsaan.
“Pemuda Katolik bukan organisasi sektarian, tapi organisasi yang merawat kebangsaan. Kalau ada gereja yang dibakar, kami bela bukan karena katolik tapi kami bela karena kebangsaan. Begitupun kalau ada masjid yang dibakar. Kami betul-betul menjaga Republik ini agar tetap utuh.” katanya.
Agustinus juga menjelaskan Kota Batam (Kepulauan Riau) sebagai tuan rumah Kongres Pemuda Katolik ke-16 tanggal 21-23 Agustus 2015, yang pesertanya berjumlah 700 pengurus pusat, pengurus komisariat daerah, pengurus cabang, dan anggota Pemuda Katolik se-Indonesia. (Calvin G. Eben-Haezer)