Kamis, 25 April 2024

PENGEN NGAKAK…! Biden Janjikan 150 Juta Dolar untuk ASEAN, China Siap Berikan 1,5 Miliar Dolar

JAKARTA – Presiden AS Joe Biden membuka pertemuan para pemimpin ASEAN dengan janji menggelontorkan 150 juta dolar AS atau Rp2,1 triliun untuk infrastruktur, keamanan, kesiapsiagaan pandemi, dan upaya lain yang bertujuan melawan pengaruh Cina di Asia Tenggara.

Biden memulai pertemuan puncak dua hari dengan 10 negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Washington dengan makan malam untuk para pemimpin di Gedung Putih, Kamis malam, sebelum pembicaraan di Departemen Luar Negeri pada hari Jumat, 13 Mei 2022.

Biden tersenyum lebar saat berfoto bersama di South Lawn Gedung Putih sebelum makan malam bersama perwakilan dari Brunei, Indonesia, Kamboja, Singapura, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.

Sementara invasi Rusia ke Ukraina ada dalam agenda, pemerintahan Biden berharap upaya itu akan menunjukkan kepada ASEAN bahwa Washington tetap fokus pada Indo-Pasifik dan tantangan jangka panjang Cina, yang dipandangnya sebagai pesaing utama.

Menanggapi langkah terbaru Biden, kementerian luar negeri Cina mengatakan pihaknya menyambut baik setiap kerja sama yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran di kawasan itu.

“Cina dan ASEAN tidak terlibat dalam permainan zero-sum dan tidak mempromosikan konfrontasi blok,” kata juru bicara Kemenlu Cina, Zhao Lijian, kepada wartawan di Beijing, Jumat.

Pada bulan November saja, Cina menjanjikan bantuan pembangunan senilai $1,5 miliar kepada negara-negara ASEAN selama tiga tahun untuk memerangi Covid dan mendorong pemulihan ekonomi.

“Kami perlu meningkatkan peran kami di Asia Tenggara,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS kepada wartawan. “Kami tidak meminta ASEAN untuk membuat pilihan antara Amerika Serikat dan Cina. Namun, kami ingin menjelaskan bahwa Amerika Serikat mencari hubungan yang lebih kuat.”

Komitmen keuangan baru tersebut mencakup investasi senilai $40 juta dalam infrastruktur yang dimaksudkan untuk membantu dekarbonisasi pasokan listrik kawasan dan $60 juta dalam keamanan maritim, serta sekitar $15 juta dalam pendanaan kesehatan untuk membantu deteksi dini COVID-19.

Pendanaan tambahan akan membantu negara-negara ASEAN mengembangkan ekonomi digital dan undang-undang kecerdasan buatan.

Armada AS juga akan mengerahkan kapal ke kawasan itu untuk membantu armada lokal melawan apa yang digambarkan Washington dan negara-negara di kawasan itu sebagai penangkapan ikan ilegal Cina.

Namun, komitmen itu tidak ada artinya dibandingkan dengan ikatan dan pengaruh Cina yang dalam.

Biden sedang mengerjakan lebih banyak inisiatif, termasuk investasi infrastruktur “Bangun Kembali Dunia yang Lebih Baik” dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF). Tapi keduanya belum final.

KTT tersebut menandai pertama kalinya para pemimpin ASEAN berkumpul sebagai sebuah kelompok di Gedung Putih dan pertemuan pertama mereka yang diselenggarakan oleh seorang presiden AS sejak 2016.

Delapan pemimpin ASEAN diperkirakan akan ambil bagian dalam pembicaraan tersebut. Pemimpin Myanmar dikeluarkan karena kudeta tahun lalu dan Filipina berada dalam transisi setelah pemilihan, meskipun Biden berbicara dengan presiden terpilih negara itu, Ferdinand Marcos Jr., pada hari Rabu. Negara itu diwakili oleh sekretaris urusan luar negerinya di Gedung Putih.

Para pemimpin ASEAN juga mengunjungi Capitol Hill pada hari Kamis untuk makan siang dengan para pemimpin kongres.

Berikutnya: ASEAN terjepit antara Cina dan AS

Negara-negara tersebut berbagi banyak kekhawatiran dengan Washington tentang Cina.

Penegasan kedaulatan Cina atas sebagian besar Laut Cina Selatan telah membuatnya berhadapan dengan Vietnam dan Filipina, sementara Brunei dan Malaysia juga mengklaim bagian-bagiannya.

Namun negara-negara di kawasan itu juga telah frustrasi oleh keterlambatan AS dalam merinci rencana keterlibatan ekonomi sejak mantan Presiden Donald Trump keluar dari pakta perdagangan regional pada 2017.

“AS harus mengadopsi agenda perdagangan dan investasi yang lebih aktif dengan ASEAN, yang akan menguntungkan AS secara ekonomi dan strategis,” kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Kamis.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, IPEF akan diluncurkan dalam perjalanan Biden ke Jepang dan Korea Selatan minggu depan. Tetapi saat ini tidak menawarkan akses pasar yang diperluas yang didambakan negara-negara Asia, mengingat perhatian Biden untuk pekerjaan Amerika.

Analis mengatakan bahwa meskipun negara-negara ASEAN memiliki kekhawatiran yang sama dengan AS tentang Cina, mereka tetap berhati-hati untuk lebih berpihak pada Washington, mengingat hubungan ekonomi mereka yang dominan dengan Beijing dan insentif ekonomi AS yang terbatas.

Kao Kim Hourn, penasihat Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, mengatakan kepada Reuters bahwa negara itu tidak akan “memilih pihak” antara Washington dan Beijing meskipun investasi AS di negaranya sedang berkembang.

Pada hari Rabu, Hun Sen menjadi sasaran pengunjuk rasa yang melempar sepatu sebelum kunjungan pertamanya ke Gedung Putih selama masa jabatan yang dimulai pada 1985. Pemimpin Kamboja ini menghadapi kritik dari para aktivis karena menekan perbedaan pendapat. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru