Sabtu, 5 Oktober 2024

Pengungsi Gafatar Dievakuasi Ke Pontianak

PONTIANAK- Kepolisian Daerah Kalimantan Barat dan Kodam XII/Tanjungpura berhasil mengevakuasi ratusan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Moton Panjang dan Kuala Secapah, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah ke GOR Pangsuma dan Asrama Haji, Pontianak, Selasa malam (19/1).

Evakuasi 700-an anggota Gafatar, setelah ribuan warga membakar barak pemukiman anggota Gafatar dari Pulau Jawa di Moton Panjang dan Kuala Secapah, Selasa siang. Tindakan anarkis dilakukan karena anggota Gafatar tidak mengindahkan ultimatum warga untuk meninggalkan wilayah Kalimantan Barat pekan lalu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polisi Daerah Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar Polisi Arianto, membenarkan tengah dilakukan evakuasi, agar jangan sampai terjadi korban jiwa.

Bupati Mempawah, Ria Norsan, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Mempawah, mengantisipasi gerakan massa lebih beringas, sehingga evakuasi ke Pontianak merupakan kebijakan tepat untuk mengantisipasi korban jiwa jatuh.

Sulaiman Helmi (41), warga Mempawah, mengatakan, warga lokal marah, setelah mencuatnya kehilangan Dokter Rica Tri Handayani, asal Lampung usai menemui suaminya yang tengah mengikuti pendidikan dokter spesialis di Yogyakarta, 30 Desember 2015.

Puncak kemarahan warga, karena anggota Gafatar diketahui menampung Rica selama dua hari di Mempawah, 7 – 8 Januari 2016, sebelum ditemukan polisi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu, 10 Januari 2016. Rica memang diketahui diculik Gafatar.

Bupati Kayong Utara, Hildi Hamid, mengatakan, dari 1.838 anggota Gafatar tersebar di Kecamatan Pulau Maya danKecamatan Sukadana. Mereka tidak mau bergaul dengan masyarakat sekitar, sehingga memunculkan kemarahan warga setelah muncul kasus Rica.

Menurut Hildi, kedatangan anggota Gafatar di Kabupaten Kayong Utara, tidak dilengkapi dokumen kependudukan sehingga sulit dilakukan pendataan. Di Kayong Utara, anggota Gafatar tidak bergaul dengan warga lokal.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Kalimantan Barat, Aliuk, mengatakan, ada 2.500 anggota Gafatar yang tersebar di 10 kabupaten dan kota di Kalimantan Barat.

Diungkapkan Aliuk, memang ada suasana kebatinan masyarakat menolak Gafatar setelah munculnya bom meledak dilakukan teroris di Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016. (Jim Kiroyan)

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru