BANJARMASIN- Walau ada kekurangan dan pelanggaran seperti maraknya politik uang yang disertai rentetan kejengkelan dan kemarahan caleg yang gagal walau sudah ber-money politik, Hasil Pemilu Legislatif 2014 relatif diterima rakyat dan partai-partai peserta pemilu tanpa gugatan yang mengganggu dan berpotensi menggagalkan.
“Ini menunjukkan bahwa Pemilu 2014 dianggap sebagai jalan terbaik rakyat untuk menyelesaikan masalah rakyat dan bangsa menunjukkan kekalahan Partai Demokrat, kekalahan Partai Penguasa, kekalahan partai pendukung neoliberalisme,” demikian AJ Susmana dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan kepada bergelora.com di Banjarmasin, Sabtu (10/5).
Menurutnya selama dua periode, pemerintahan SBY yang konsisten menjalankan program-program neolib terus-menerus mendapatkan serangan dan kritik tajam dari berbagai kekuatan rakyat yang anti neolib.
“Sepuluh tahun bukanlah waktu yang pendek untuk membelejeti dan membongkar program-program tak patriotik dan justru semakin menyengsarakan rakyat dari Pemerintahan di bawah Presiden SBY,” ujarnya.
Hasilnya menurutnya dua Partai Oposisi, peserta pemilu 2014 yaitu PDI Perjuangan dan Gerindra memperoleh suara besar jauh meninggalkan Partai Demokrat,” ujarnya.
Bila digabung menurutnya, menjadi 30-an% setara dengan kemenangan PDI Perjuangan di tahun 1999 ketika rakyat menghendaki perubahan yang nyata dari keadaan di bawah pemerintahan Orde Baru, Jendral Soeharto.
Maka menurutnya bisa disimpulkan bahwa Pemilu legislatif 2014 adalah kemenangan partai-partai oposisi yang turut serta membawa program-program politik patriotik.
“Bisa disimpulkan juga bahwa Pemilu 2014 adalah kemenangan propaganda politik anti neoliberalisme. Rakyat nyata mendukung politik pro kedaulatan nasional, pro kepentingan nasional, pro industri nasional dan pro mewujudkan politik Tri Sakti untuk memenangkan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945,” tegasnya.
Kemenangan ini menurut ketua Jaringan Kebudayaan Rakyat (Jaker), pantas disyukuri walau barangkali masih propaganda. Karena itu agar tak menjadi janji tinggal janji tanpa perbuatan, rakyat harus juga aktif mendukung kemenangan dengan terus mengorganisasikan diri baik secara sektoral maupun teritorial.
“Rakyat harus menjadi elemen aktif mendukung program patriotik. Rakyat janganlah membiarkan kemenangan ini hanya menjadi milik partai-partai pemenang pemlu tetapi juga menjadi milik rakyat dengan cara terus aktif mengawal program politik yang pro kemandirian dan kedaulatan nasional dalam kekuatan rakyat yang terorganisasikan,” ujarnya.
Dengan begitu menurutnya, rakyat turut mengawal jalannya koalisi yang sedang dibangun menuju pemilihan presiden dan turut mewujudkan koalisi nasional yang tangguh untuk membangun Republik Indonesia sebagaimana cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945. (Kadiman)