GARUT- Bencana alam banjir bandang mengerikan di Garut dan Sumedang sangat mungkin terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Garut dan sekitarnya menjelang terjadinya banjir bandang ini, menjadi salah satu faktor alam yang mendorong terjadinya bencana ini. Demikian Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, Anggota DPR RI yang kini duduk di Komisi V, di sela-sela kunjungannya ke lokasi bencana banjir bandang di Kampung Lapangan Paris dan Kampung Cimacan, Kabupaten Garut, Jumat (23/9).
“Namun faktor lainnya adalah manusia. Ini yang hendaknya menjadi bahan evaluasi untuk kita bersama. Bagaimana pembangunan yang kita laksanakan selalu berwawasan lingkungan. Buruknya ekosistem di hulu Sungai Cimanuk akibat banyaknya lahan yang beralih fungsi, kemungkinan besar juga menjadi faktor penyebab terjadinya bencana ini,” papar Neng Eem.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Neng Eem berharap, penyebab bencana ini hendaknya dikaji secara mendalam sehingga tidak terulang di masa mendatang. Selain itu, lanjutnya, penanganan bencana juga harus dilakukan secara cepat, terutama untuk pemulihan infrastruktur di Kabupaten Garut, seperti rumah sakit, jembatan, sekolah, kantor-kantor pemerintah dan perumahan masyarakat yang rusak berat maupun sedang dan ringan, harus segera dibantu dan diselesaikan.
Ia mengharapkan masyarakat korban bencana bisa kembali ke rumahnya masing-masing dan beraktivitas seperti sedia kala. Anak-anak juga bisa kembali bersekolah, dan para orang tua juga bisa bekerja segera.
“Kami dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI menyatakan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya bagi korban bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Garut dan Sumedang. Bencana ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa pembangunan untuk kemaslahatan masyarakat hendaknya dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan,” ujar
Turut hadir dalam rombongan FPKB adalah Acep Adang Ruhiyat (Komisi IV), Arzetti (Komisi VIII), dan H Cucun Ahmad Syamsurijal (Komisi IV). Rombongan secara simbolis menyerahkan bantuan bagi korban bencana berupa uang tunai senilai Rp200 juta dan bantuan logistik diantaranya sembako dan alat mandi yang dialokasikan sebanyak 500-600 paket untuk setiap kecamatan.
Rombongan melakukan kunjungan langsung ke dua kampung yang mengalami bencana paling hebat, yaitu kampung Lapangan Paris dan Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul, yang lokasinya di pinggiran Sungai Cimanuk. Data terakhir menyebutkan bahwa jumlah korban jiwa dalam bencana di Garut ini sebanyak 26 orang dan 23 orang lainnya masih dinyatakan hilang serta ratusan jiwa mengungsi di beberapa titik posko yang tersebar. (Herlina Nasution)