JAKARTA- Calon Presiden Prabowo Subianto mengecam keras kekerasan yang terjadi pada Yulius dan Michael Aryawan di Yogyakarta. Ia meminta polisi segera memeriksa siapa dalang dibalik tindak kekerasan terhadap tim sukses Jokowi-Yusuf Kalla dan wartawan Kompas belakangan ini.
“Saya prihatin terhadap semua kekerasan tersebut. Saya minita Polisi Republik Indonesia segera memeriksa dan menindak tegas semua kekerasan tersebut,” demikian Prabowo Subianto kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (30/5).
Menurutnya Pemilu Presiden adalah ajang demokrasi yang harus dikawal oleh seluruh rakyat dan aparat negara agar tercipta perdamaian.
“Hentikan provokasi yang berujung pada kekerasan. Yang rugi bangsa ini, Kita bangsa beradab,” tegas mantan Komandan Jenderal Koppassus, Letjen (Purn) Prabowo Subianto.
Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra ini menjelaskan bahwa rakyat berhak memilih secara aman dan damai, siapa yang akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan.
“Jangan ulangi lagi mengganggu rakyat dengan cara-cara kotor seperti itu,” tegasnya.
Ketua Partai Gerindra, Arief Poyuono juga menjelaskan bahwa semua aksi kekerasan pada tim sukses Jokowi adalah operasi intelejen yang memecah belah bangsa sambil mendeskreditkan Prabowo Subianto.
“Ini cara-cara lama intelejen yang harus ditinggalkan. Karena di alam demokrasi, rakyat sudah lebih pintar dan tahu menganalisa setiap kejadian. Kami percaya rakyat tidak mudah percaya dengan cara-cara provokatif,” ujarnya.
Menurutnya intelejen seharusnya digunakan untuk mengamankan pemilu bukan digunakan untuk kepentingan tertentu.
“Gerindra memerintahkan pada seluruh kader dan meminta bantuan rakyat untuk melaporkan semua indikasi fitnah dan provokasi kekerasan terhadap siapapun yang akan menggagalkan Pemilu 2014 ini,” tegasnya.
Penyerangan brutal sekelompok masyarakat dalam acara kebaktian Rosario di rumah milik Julius Felicianus di Perum YKPN Yogyakarta Kamis (29/5) malam.
Sekelompok masyarakat merusak rumah tempat acara berlangsung. Saat itulah, Wartawan Kompas TV Michael Aryawan atau yang biasa disapa Mika sedang melaksanakan tugas jurnalistiknya di tempat kejadian. Mika lebih dulu datang ke lokasi, sebelum pemilik rumah Julius Felicianus datang.
Namun serangan Pukul 20.00 WIB itu rupanya bukan yang terakhir. Saat Julius tiba di rumah, sekelompok orang tersebut kembali melampiaskan kebrutalannya dengan memukul dan menghajar Julius menggunakan besi dan pot tanaman.
Julius mengalami luka parah dengan darah bercucuran dari kepala. Tidak hanya Julius, Michael Aryawan yang turut memberitakan insiden itu turut dianiaya. Mika dipukul sebanyak empat kali hingga mengalami luka dan memar di mata kiri. Mika sejatinya sudah mengklarifikasi bahwa dirinya adalah wartawan, namun tetap saja dihajar. Bahkan kamera miliknya ikut dirampas.
Tindakan brutal dan melanggar hukum itu jelasnya, bermula saat digelarnya kebaktian Rosario di rumah Julianus Felicianus di Perum YKPN Jogja Kamis (29/5) malam. Sekitar Pukul 20.00 WIB, acara yang lazim dilakukan umat Katolik itu tiba-tiba diserang
sekelompok orang berjumlah sekitar 8-10 orang. (Web Warouw)