JAKARTA- Pada saat ini, kapitalis asing yang menguasai Multi National Coorporation (MNC) dan Trans National Coorporation (TNC) tidak menginginkan orang kuat dan tegas seperti Prabowo Subianto memimpin Indonesia. Mereka sangat kuatir kepentingannya terganggu bahkan kemungkinan tidak bisa lagi berjaya. Hal ini disampaikan oleh Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (8/6).
“Naiknya Prabowo dikuatirkan bahwa ditakuti akan mengakhiri kejayaan para kapitalis ini,” ujarnya.
Memang saat ini, kapitalisme yang mengandi pada kepentingan asing sedang berjaya menguasai negara, memegang kendali politik baik di dalam pemerintahan eksekutif maupun DPR.
“Dalam masa kejayaan ekonomi neoliberal seperti sekarang ini, para kapitalis asing maupun kapitalis dalam negeri tidak menginginkan kejayaan mereka ini cepat berlalu,” jelasnya.
Neoliberalisme menurutnya tidak akan membiarkan rakyat dan negara menjadi kuat dan mengendalikan pasar.
“Dalam masa neoliberalisme ini kedaulatan negara dan rakyat kalah dengan kedaulatan pasar yang dikuasai kapitalisme,” ujarnya.
Oleh karena itu, kapitalisme menginginkan pemerintahan yang dan bisa dikendalikan agar tidak mengganggu kepentingan kapitalisme.
“Mereka menginginkan presiden yang lemah, peragu, tanpa direction sendiri. Bisa diarahkan pihak lain. Untuk itu pilihan kapitalis jatuh pada Jokowi,” ujar Fuad Bawazier.
Untuk itu, dirinya menyatakan mendukung Prabowo Subianto menjadi Presiden Indonesia.
“Dengan keyakinan inilah saya tidak memilih Jokowi karena saya tidak ingin menyesal di kemudian hari, karena salah pilih,” tegasnya.
Kepada rakyat yang memilih Jokowi karena kesederhanaan Jokowi, Fuad Bawazier mengingatkan agar tidak menyesal.
“Dan terhadap mereka yang pilih Jokowi karena sederhananya, saya ingatkan bahwa kita ini sedang mencari pemimpin nasional, bukan mencari orang sederhana. Sudah banyak bahkan jutaan orang Indonesia yang lebih sederhana dari Jokowi,” ujarnya. (Tiara Hidup)