Oleh: Dr. Maruly H. Utama *
PEREMPUAN dengan nama lengkap Dora Marie Sigar lahir di Manado 21 September 1921. Keluarganya adalah birokrat masa kolonial Belanda. Tidak seperti perempuan kebanyakan, sejak usia 12 tahun Dora sudah tinggal di negeri Belanda seperti yang tercatat dalam biografi Soemitro Djoyohadikesumo : Jejak Perlawanan Begawan Pejuang; 2000.
Dora menikah dengan Soemitro Djojohadikesumo saat masa perang, 7 Januari 1947 dikawasan Matraman. Dora yang memiliki wajah seperti noni Belanda cukup membuat khawatir keluarga pada masa itu karena bisa menjadi sasaran kebencian kaum Republiken.
Hidup Dora sebagai ibu rumah tangga bersama Sumitro mengalami pasang surut. Ada masa Sumitro menjadi menteri kabinet saat demokrasi liberal, pernah juga lari ke luar negeri karena Soemitro terlibat PRRI/Permesta. Dora memilih untuk tetap bersama Soemitro, dalam kondisi sulit dia membesarkan anak-anaknya: Biantiningsih, Marjani, Prabowo dan Hashim Sujono Djojohadikesumo.
Dora Sigar meninggal dunia di RS Mount Elizabeth, Singapura pada tanggal 23 Desember 2008. Dora pergi setelah memastikan anak-anaknya: Prabowo dan Hashim mampu membesarkan Gerindra, partai yang didirikan keduanya tanggal 6 Feb 2008.
Minggu depan, tepatnya tanggal 21 September usia Dora 102 tahun, selamat ulang tahun Oma! Doa seorang ibu tak ada tanggal kadaluarsa, walaupun ibu telah tiada, tapi keberkahan doanya menyertai seumur hidup. Dalam menyambut hajat besar seperti Pilpres, Prabowo harus mendapat berkah doa ibu, agar setiap langkah politiknya tetap “dijalan ibu”. Jangan meminta rezeki pada Tuhan, karena sudah selesai pembagiannya, tetapi mohonlah kepada Tuhan untuk memberkatinya.
KPU berencana mempercepat pendaftaran Capres dan Cawapres peserta Pilpres 2024. Hal ini tertuang dalam draf PKPU terbaru. Jadwal pengumuman penfaftaran Capres – Cawapres 7 Oktober sampai dengan 9 Oktober 2023. Sementara masa pendaftaran akan dipercepat mulai 10 hingga 16 Oktober 2023. Diketahui sebelumnya pendaftaran pencalonan dimulai pada 19 Okt hingga 25 Nov 2023.
Pasangan yang sudah memiliki Capres Cawapres adalah pasangan kontroversial AMIN – Anis Muhaimin. Apapun ceritanya mereka adalah pasangan yang paling siap untuk mendaftar di KPU. Sementara Ganjar masih menunggu perintah, karena tidak memiliki kuasa untuk memilih pasangannya sendiri. Jika politik adalah kepentingan, momentum soal waktu, pembagian tugas soal prioritas maka premisnya soal bokep adalah: kebutuhan, kepentingan, waktu dan prioritas.
Setiap momentum Pilpres yang dimulai dari Batu Tulis pasti kalah.
Ketika Pemilu 2009 Megawati dan Prabowo memulainya dari sana yang berakhir dengan kegagalan. Ironisnya, selain gagal ada penghianatan. Ganjar sedang melawan takdirnya sendiri, pasti kalah dan ada penghianatan juga. Karma politik sedang bekerja.
Cawapres Pilihan
Merespon pernyataan Yenny Wahid saat berkunjung ke Kertanegara IV, berharap Prabowo didampingi Cawapres yang merepresentasikan anak muda, Prabowo menyebut nama Erick Thohir (ET), Ridwan Kamil (RK) dan Gibran Rakabuming.
ET adalah anak mami yang besar sebagai pedagang, dimana semua tindakannya secara naluriah berbasiskan untung rugi. Menjabat sebagai Menteri BUMN juga bukan karena prestasi tapi lebih kepada balas budi Jokowi diawal periode kedua kepemimpinannya. Anak mami akan menjadi beban bagi Prabowo dalam menghadapi situasi global yang penuh dengan ketidakpastian, rumit dan membingungkan.
Elektabilitasnya juga ternyata tidak bisa dibeli dengan uang apalagi tanpa prestasi strategis. Karena rakyat semakin kritis dan cerdas pada pencitraan media.
Sementara RK adalah mantan Gubernur Jabar yang awal karir politiknya sebagai Walikota Bandung didukung Gerindra, 10 tahun kemudian, tepatnya Januari 2023, RK malah bergabung ke Golkar. Tidak salah, tapi diam-diam Gerindra mencatat moral politiknya. Apalagi Prabowo sebagai Ketua Umum dalam banyak kesempatan selalu bicara tidak apa-apa kita dikhianati asal jangan mengkhianati.
Untuk apa memilih RK sebagai Cawapres jika Golkar sebagai rumahnya sendiri sudah menjadi Partai pengusung Prabowo. Jangan terilusi dengan followers di IG nya yang mencapai 30 juta lebih. Karena berdasarkan data survey, walau belum memiliki pasangan Prabowo tetap unggul di Jabar.
Berbeda dengan ET maupun RK, Gibran Rakabuming adalah politisi bersih dan populer. Problemnya kepastian Gibran untuk maju harus menunggu keputusan MK untuk lolos menjadi Cawapres.
Sekalipun kemudian hari MK memutuskan meloloskan Gibran, belum tentu Jokowi mengijinkan sebagaimana Jokowi melarang Kaesang pada Pilkada Depok. Politik Solo adalah politik menunduk tapi tanduk masuk, bukan politik konfrontatif.
Gibran adalah Cawapres ideal bagi Prabowo, tidak apa-apa berharap dan mudah-mudahan terealisir. Sebagai pemimpin strategik tentu saja Prabowo sudah mempersiapkan rencana cadangan sebagai antisipasi skenario terburuk jika tidak berhasil mendapatkan Gibran.
Pada tanggal 6 September 2024 bertempat di Rumah Pemenangan Prabowo Presiden di Jl. Imam Bonjol 25, Menteng. Hashim Djojohadikesumo mengatakan secara terbuka bahwa dukungan Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo adalah mukjizat Tuhan. Statemen ini menggambarkan keadaan yang luar biasa sampai tidak dapat dijangkau dengan akal sehat mengingat posisi Budiman yang pernah berhadap-hadapan dengan Prabowo.
Budiman datang tidak membawa cek kosong, dia datang dengan menggenggam visi kerakyatan ditangan kiri. Tangan kanannya menggenggam misi Persatuan Nasional. Untuk itu semua, dia rela terusir dari rumahnya – dipecat PDIP. Walau bagi Budiman itu bukan persoalan, strong poinnya adalah Budiman merupakan satu-satunya relawan yang sudah berkorban untuk Persatuan Nasional. Hal ini menunjukan kualitas Budiman sebagai orang yang akan mendampingi Prabowo. Budiman adalah Cawapres Prabowo bilamana Gibran tidak bersedia.
Budiman dibesarkan oleh tangan tangguh ayahnya, dibentuk oleh sikap mandiri ibunya, dididik oleh pribadi-pribadi idealis di sekolah, dibenturkan oleh realitas-realitas bersama temannya, Petrus Hariyanto yang masih dalam pengaruh guna-guna sehingga sulit untuk menerima kenyataan.
Semua itu membuat Budiman seteguh karang di lautan, seterang matahari, seindah bulan dimalam hari, segemerlap bintang dilangit gelap. Berdiri dikaki sendiri dengan membawa bendera Persatuan Nasional sambil berteriak lantang: Hidup Rakyat!
*Penulis Dr. Maruly H. Utama, DPP Prabu – Dewan Pimpinan Pusat Prabowo Budiman Bersatu