Kamis, 22 Mei 2025

TARGET PERTUMBUHAN EKONOMI SEBESAR 8%..! Pengusaha Ngeluh Banyak Libur: Gaji Pegawai Sama, Produktivitas Rendah

JAKARTA – Kalangan pelaku usaha mengeluhkan libur yang terlalu banyak pada Mei 2025, utamanya disebabkan oleh tambahan cuti bersama.

Pa Mei 2025 ini ada tambahan 5 hari libur di luar waktu normal, rinciannya 1 Mei libur Mayday, 12 Mei 2025 libur Hari Raya Waisak, kemudian Selasa 13 Mei 2025 libur Cuti Bersama Hari Raya Waisak kemudian Kamis 29 Mei 2025 Libur Nasional Kenaikan Yesus Kristus serta Jumat 30 Mei 2025 libur Cuti Bersama Kenaikan Yesus Kristus.

“Hari nggak produktif itu menjadi kerugian, dalam 1 bulan banyak libur itu nggak produktif, nggak produktif itu merugikan bagi dunia usaha,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Apindo DKI Jakarta Nurjaman kepada pers dikutip Bergelora.com di Jakarta, Minggu (11/5/2025).

Di sisi lain pengusaha tetap harus membayar gaji pegawai dengan nilai yang sama seperti bulan-bulan lain, padahal produktivitas yang dihasilkan pekerjanya menjadi lebih rendah karena banyak libur.

“Normalnya dalam 1 bulan ada 25 hari efektif, tetapi kalau Mei ini hanya 15 hari, hilang hampir 10 hari, anggap jika menghitung produksi kain sebanyak 10 ribu per hari, kalau 10 hari berkurang udah berapa kehilangan produktivitasnya? Udah 100 ribu kain, tetapi ongkos kerja nggak berubah, tetap dihitung 25 hari dibayar, salary tetap full, kan itu yang menjadi perhatian. Apa boleh buat? pahit manis kan ditelan aja,” sebut Nurjaman.

Lebih jauh kondisi ini membuat target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% menjadi lebih sulit untuk dicapai. Padahal Presiden Subianto sudah memiliki target tinggi tersebut.

“Pertumbuhan ekonomi nggak bisa pemerintah aja atau pengusaha aja, tapi harus semua stakeholder mendongkrak itu, pengusaha-pemerintah harus ikut dan itu semua sektor ditunjang juga oleh workday. Kalau workday kurang makanya sulit juga,” ujar Nurjaman.

Prabowo Subianto Optimis 8 Persen

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan semakin percaya diri bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar delapan persen bisa tercapai bahkan melebihinya.

Adapun pernyataan optimistis itu disampaikan Prabowo saat menghadiri musyawarah nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada Kamis, 16 Januari 2025.

“Saya baru mungkin menginjak bulan ketiga, memimpin pemerintahan Republik Indonesia dan semakin saya mempelajari keadaan perekonomian kita, saya semakin merasa percaya diri, saya merasa optimis, saya percaya, saya yakin, kita akan mencapai bahkan mungkin melebihi 8 persen pertumbuhan,” kata Prabowo dalam pidatonya di Hotel The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Prabowo mengatakan, dengan bantuan para menterinya, ia yakin akan membuat kejutan di bulan-bulan mendatang. Ia menegaskan angka-angka yang ditargetkan sesuai dengan ilmu pasti dan matematika.

“Angka itu, angka ilmiah itu, susah untuk berbohong. Asal kita melakukan kalkulasi yang masuk akal, 2+2 itu 4. Hanya kadang-kadang dalam politik indonesia 2+2 bisa 4,5, bisa 5, bisa 3 tapi itu bisa tidak ilmiah,” kata dia.

Ambisi Prabowo menaikkan pertumbuhan ekonomi Tanah Air menjadi 8 persen sudah dilontarkan sejak jauh hari sebelum dilantik. Dalam berbagai kesempatan, ia menyampaikan bahwa RI mampu mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun pemerintahannya.

“Saya sangat yakin, saya sudah berbicara dengan para pakar dan mempelajari angkanya. Saya yakin kita dapat dengan mudah mencapai 8 persen. Saya bertekad melampauinya,” katanya ketika menghadiri Qatar Economic Forum 2024 di Doha pada 15 Mei 2024.

Namun Bagaimana Dengan Realitanya? 

Jika melihat pada kenyataan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar delapan persen yang ditargetkan Prabowo nampaknya bukan hal yang mudah. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,7 persen hingga 2029.

Dalam proyeksi IMF yang tertuang dalam dokumen World Economic Outlook edisi Oktober 2024 itu, tahun depan ekonomi RI diprediksi tumbuh 5,7 persen, setelah tahun ini tumbuh 4,96 persen. Sementara untuk 2026, proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6 persen, dan untuk 2027 sebesar 5,7 persen. Kemudian pada 2028, ekonomi Indonesia diramal tumbuh 5,6 persen dan selanjutnya 5,7 persen di tahun 2029.

Untuk diketahui, target awal pertumbuhan ekonomi 2024 disasar mencapai 5,2 persen secara tahunan (yoy). Namun hasil dari catatan Kementerian Keuangan justru menunjukkan capaian yang meleset, di mana pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi mencapai 5,11 persen yoy. Lalu di kuartal kedua 2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen yoy, hingga mengalami penurunan pada kuartal ketiga menjadi 4,95 persen.

Sementara pertumbuhan ekonomi per kuartal empat masih dihitung, Sri Mulyani menilai bahwa angka tersebut diproyeksikan berada di sekitar 5 persen yoy.

“Sehingga untuk keseluruhan tahun, growth kita perkirakan di 5 persen,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers kinerja APBN di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin 6 Januari 2025.

Di sisi lain, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 mencapai kisaran 4,7–5,5 persen, di mana angka ini sedikit lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sebesar 4,8–5,6 persen.

“Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 mencapai kisaran 4,7–5,5 persen, sedikit lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya 4,8–5,6 persen,” kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Januari 2025 dengan Cakupan Triwulanan di Gedung BI, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2025, dikutip dari Antara.

Menurut Perry, kegiatan ekspor juga diprediksi lebih rendah sehubungan dengan permintaan negara-negara mitra dagang utama yang melambat, kecuali Amerika Serikat (AS). Faktor lainnya berasal dari konsumsi rumah tangga yang juga masih lemah, terutama golongan menengah ke bawah, karena ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja belum kuat. Pada saat yang sama, dorongan investasi swasta turut belum kuat mengingat masih lebih besarnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan domestik maupun ekspor.

Dalam kaitan ini, Perry menyebut bahwa BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk tetap menjaga stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan melalui optimalisasi stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran yang ditempuh I dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah.

“Lebih dari itu, Bank Indonesia mendukung penuh implementasi program-program pemerintah dalam Astacita, termasuk untuk ketahanan pangan, pembiayaan ekonomi, serta akselerasi ekonomi dan keuangan digital,” ujar Perry. (Web Warouw)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru