JAKARTA – Jajaran Polda Metro Jaya menggerebek rumah produksi film dewasa yang beroperasi di wilayah Jakarta Selatan pada 17 Juli 2023 lalu.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, polisi menangkap lima orang dari rumah produksi itu dengan inisial I, JAAS, AIS, AT, dan SE.
Kelima orang itu terdiri dari sutradara hingga pemeran film dewasa yang dibuat di rumah produksi tersebut.
“Dilakukan upaya paksa penangkapan terhadap lima orang tersangka,” ujar Ade saat konferensi pers, Senin (11/9/2023).
Ade mengatakan, penggerebekan yang dilakukan bermula ketika Tim Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menemukan adanya situs video streaming berlangganan.
Dalam situs tersebut, terdapat konten film dewasa yang berdurasi 60 menit hingga 90 menit.
“Berdasarkan penyelidikan merupakan situs video streaming berlangganan dan berbayar, yang menyediakan beberapa konten video dengan durasi bervariasi antara satu jam sampai satu setengah jam. Dan ini berbayar,” papar Ade.
“Kemudian didapatkan fakta-fakta bahwa telah terjadi dugaan tindak pidana tersebut,” tambahnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, pemeran wanitanya selebgram dan artis
Baca juga: Gerebek Rumah Produksi Film Dewasa, Polisi: Pemeran Wanitanya Selebgram dan Artis
Ade mengungkapkan, pemeran wanita dalam film dewasa yang dibuat di rumah produksi tersebut melibatkan selebgram dan artis.
Selain itu, adegan dewasa itu juga diperankan model foto.
“Latar belakang dari pemeran wanita di sini mulai dari artis, foto model, maupun selebgram,” kata Ade.
Menurutnya, rumah produksi ini mencari pemeran melalui jaringan atau sindikat penyalur.
Kemudian, rumah produksi ini juga melakukan pemeriksaan profil calon pemeran melalui media sosial.
“Tersangka ini selain mendapatkan talent dari kelompok jaringannya, juga dilakukan melalui profiling media sosial dari calon targetnya,” papar dia.
Pemeran adegan dewasa ini tak terikat kontrak. Para pemeran ini mendapat bayaran setiap produksi film selesai.
Bayaran yang diterima sejumlah Rp 10 juta hingga Rp 15 juta pada setiap filmnya. “Jadi pembayaran hanya sekali per film dengan kisaran pembayaran Rp 10 juta sampai Rp 15 juta,” kata dia.
Namun, bayaran itu bervariasi sesuai dengan nilai popularitas pemerannya.
“Tergantung seberapa pengaruh kuat (terkenalnya) dari pemeran di masyarakat,” jelas dia.
Ade mengungkapkan, total sebanyak 120 film sudah dibuat rumah produksi film dewasa ini sejak tahun 2022. Selain itu, ada 10.000 pengguna yang sudah berlangganan dalam situs video streaming berlangganan milik tersangka.
“Terdapat 10.000 pengguna yang terdaftar di salah situs milik tersangka,” ujar Ade.
Ade menjelaskan, tarif berlangganan untuk bisa mengakses film dewasa di situs milik tersangka dimulai dari Rp 50.000 selama satu hari hingga Rp 500.000 selama 1 tahun.
Total, lima orang pelaku sudah mengantongi keuntungan sebanyak Rp 500 juta, dari rumah produksi tersebut.
“Jumlah keuntungan yang didapat tersangka kurang lebih satu tahun beroperasi, dimulai awal 2022, sudah sekitar Rp 500 juta,” kata dia.
Ade mengungkapkan, rumah produksi film dewasa yang digerebek jajarannya pernah memproduksi film bergenre horor serta komedi. Namun, tersangka pemilik situs film dewasa berinisial I mengaku dua genre itu tidak laku atau tak mendapatkan perhatian banyak dari publik.
“Awalnya itu membuat film-film yang bergenre horor maupun komedi,” kata Ade.
Dalam perjalanannya kurang mendapat peminat akhirnya dicoba dengan pembuatan film-film yang bermuatan asusila atau adegan dewasa,” tambah dia.
Ade mengatakan, penjualan film bergenre dewasa itu meningkat sehingga I memutuskan untuk melanjutkan produksi hingga 120 film. (Web Warouw)