Minggu, 18 Mei 2025

TETAP JADI PRIMADONA INVESTOR ASING..! Bukan AS & China, Israel Jadi Negara Terbesar dalam Belanja Penelitian

JAKARTA – Secara global, belanja penelitian dan pengembangan (R&D) mencapai US$2,8 triliun pada tahun 2023. Angka tersebut naik dari US$1 triliun, disesuaikan dengan inflasi, sejak pergantian abad.

Secara keseluruhan, ekonomi Asia menyumbang 46% dari belanja ini, diikuti oleh Amerika Utara (29%) dan Eropa (21%). Sebagai pendorong penting inovasi, investasi R&D membentuk banyak industri, mulai dari pertahanan dan perawatan kesehatan hingga teknologi dan energi hijau.

Penelitian dan Pengembangan (R&D) berfungsi untuk berinovasi dan meningkatkan produk, proses, atau layanan dengan menghasilkan pengetahuan baru dan menerapkannya untuk menciptakan penawaran baru atau meningkatkan penawaran yang sudah ada.

Hal ini melibatkan berbagai aktivitas seperti mengeksplorasi ide-ide baru, mempelajari tren, dan mengembangkan solusi, yang pada akhirnya mendorong inovasi dan daya saing.

Berdasarkan data dari OECD, tercatat 10 negara terbesar yang melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) berdasarkan pengeluaran R&D sebagai bagian dari PDB pada tahun 2023.

Sejak tahun 2020, negara-negara OECD telah menghabiskan rata-rata 2,7% dari PDB mereka untuk R&D, dengan total pengeluaran sebesar US$1,9 triliun pada tahun 2023.

Israel memiliki intensitas R&D tertinggi di dunia, mengalokasikan 6,3% PDB-nya untuk penelitian dan pengembangan. Angka ini melampaui rata-rata OECD dan merupakan yang tertinggi di dunia, yang menunjukkan komitmen kuat terhadap inovasi.

Israel menonjol secara global, tidak hanya karena memimpin dalam intensitas R&D, tetapi juga karena memiliki jumlah perusahaan rintisan berteknologi tinggi per kapita tertinggi. Secara keseluruhan, negara ini menghabiskan US$28,3 miliar untuk R&D, dengan sekitar 92% didorong oleh sektor swasta.

Korea Selatan, Taiwan, dan Swedia juga mencatat rasio R&D terhadap PDB tertinggi.

Di Taiwan, investasi R&D perusahaan meningkat sebesar 3,7% pada tahun 2023, melambat dibandingkan dengan rata-rata tahunan sebesar 8,8% selama lima tahun sebelumnya, yang sebagian besar didorong oleh sektor semikonduktor. Negara kepulauan kecil ini menghabiskan US$59,9 miliar untuk R&D pada tahun 2023, tertinggi kedelapan di OECD.

Terkait China, investasi R&D telah melonjak hampir delapan belas kali lipat sejak tahun 2000, hingga mencapai US$723 miliar, tertinggi kedua secara global. Jika dilihat dari sudut pandang lain, porsi China dalam belanja R&D global tumbuh dari 4% menjadi 26% selama periode tersebut. Secara keseluruhan, sektor swasta menyumbang 77,6% dari belanja ini pada tahun 2023, tingkat yang sama terlihat di Amerika Serikat.

Tetap Primadona Investor Asing

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan Israel terus membuktikan dirinya sebagai tujuan investasi global yang kuat meski berada di tengah kecaman atas konflik geopolitik.

Pada 2023, investasi asing di Israel melonjak hingga US$32,9 miliar, meningkat 40% dari tahun sebelumnya, dengan investasi besar Intel sebesar US$15 miliar sebagai pendorong utama.

Tanpa Intel, total investasi justru turun menjadi US$18 miliar, mencerminkan penurunan 24% dari 2022.

Jumlah transaksi juga mengalami penurunan tajam, dari 2.502 transaksi pada 2022 menjadi 1.563 transaksi pada 2023, meskipun ada dua kesepakatan penting lainnya, akuisisi Imperva oleh Thales S.A. senilai US$3,6 miliar dan investasi Adani Group untuk Pelabuhan Haifa sebesar US$1,2 miliar.

Menurut laporan Departemen Luar Negeri AS, stok investasi langsung asing (FDI) Amerika Serikat di Israel mencapai US$42,5 miliar pada 2022, menunjukkan betapa pentingnya posisi Israel di kawasan Timur Tengah sebagai pusat inovasi teknologi dan semikonduktor.

Dibandingkan negara-negara tetangga di Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, Israel menunjukkan daya saing yang kuat di sektor teknologi tinggi, meski skala ekonomi mereka lebih kecil.

Kontribusi besar dari Amerika Serikat (73% dari total investasi pada 2023) juga mencerminkan hubungan strategis yang mendorong stabilitas dan daya tarik ekonomi negara ini.

Sementara pada paruh pertama 2024, investasi asing di Israel mencatatkan nilai US$11,8 miliar, naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sektor teknologi tinggi terus menunjukkan kekuatan, dengan lebih dari US$1 miliar investasi hanya pada Oktober 2024.

Namun, konflik seperti “Swords of Iron” dan serangan misil Iran telah menyebabkan kerugian besar di kuartal terakhir 2023, memaksa pemerintah Israel untuk mengambil langkah-langkah seperti penghematan anggaran dan kenaikan PPN menjadi 18% mulai Januari 2025.

Selain itu, di tengah badai, pemerintah Israel mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan ekonomi. Selain penghematan anggaran lebih dari US$ 10 miliar, pemerintah juga menaikkan PPN menjadi 18% mulai Januari 2025. Kebijakan ini diperkirakan akan membebani rumah tangga Israel antara 1.000 hingga 2.000 shekel (US$ 274-548) per tahun.

Meski berat, langkah ini diharapkan mampu menekan defisit anggaran dari 8,1% menjadi 4% dari PDB.

Menurut Kepala Ekonom Kementerian Keuangan, Dr. Shmuel Abramzon, “Tren perlambatan aliran investasi asing global pada 2023 turut memengaruhi Israel. Namun, investasi besar seperti Intel menjadi penyelamat. Data awal 2024 menunjukkan pemulihan, dan peningkatan stabilitas keamanan serta politik diperkirakan akan mendorong tren positif ini ke depan.”

Meski menghadapi tantangan berat, Israel tetap menjadi salah satu tujuan investasi di kawasan Timur Tengah, dengan sektor teknologi dan semikonduktor sebagai pilar utama pertumbuhan ekonominya.

Data awal 2024 menunjukkan optimisme, asalkan stabilitas politik dan keamanan dapat terjaga. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru