JAKARTA- Pihak istana membuat klarifikasi tentang tempat kelahiran Bung Karno. Hal ini untuk menjelaskan latar belakang kesalahan Presiden Joko Widodo yang sempat menyatakan Presiden RI pertama ini lahir di Blitar pada peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2015 di Blitar, Jawa Timur.
“Presiden Joko Widodo membacakan teks pidato. Disebutkan bahwa kota kelahiran Bung Karno adalah Blitar. Padahal yang benar adalah Surabaya. Kesalahan tersebut sepenuhnya adalah kekeliruan saya dan menjadi tanggung jawab saya,” demikian Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit kepada Pers di Jakarta, Jumat (5/6)
Sukardi menjelas bahwa Presiden sempat meminta dirinya memeriksa ulang tentang tempat kelahiran Bung Karno itu agar tidak terjadi kesalahan.
“Ketika sedang menyusun pidato tersebut, beliau bertanya pada saya tentang Blitar. Saya menjawab bahwa Bung Karno lahir dan disemayamkan di Blitar. Presiden waktu itu meminta saya untuk memeriksa karena seingat beliau, Bung Karno lahir di Surabaya,” jelasnya dalam rilis yang diterima Bergelera.com.
Sukardi Rinakit mengakui dirinya salah karena tidak memeriksa lebih dalam dan seksama data tempat kelahiran Bung Karno.
“Tanpa memeriksa lebih mendalam dan seksama, saya menginformasikan kepada Presiden bahwa Bung Karno lahir di Blitar. Referensi saya salah satunya adalah situsweb Tropenmuseum.nl, yang menyebutkan bahwa Bung Karno lahir di Blitar,” ujarnya
Dalam situs itu menurut Sukardi mengatakan “Soekarno (ook wel gespeld als Sukarno), geboren als Kusno Sosrodihardjo, Blitar, 6 Juni 1901- Jakarta 21 Juni 1970) was de eerste president van de Republiek Indonesia”.
“Juga banyak bahan lain yang menyebutkan beliau lahir di Blitar. Selain itu, memori saya dibelenggu oleh cerita rakyat yang sejak kecil saya dengar di kampung bahwa Bung Karno dilahirkan di Blitar,” ujarnya.
Sukardi Rinakit meminta maaf atas khilaf yang dia lakukan. Ia berjanji akan lebih teliti dan berhati-hati dalam memberikan informasi sejarah bangsa.
“Untuk itu, dengan tulus saya mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya kepada keluarga Bung Karno, utamanya Ibu Megawati Soekarnoputri, dan Ibu Puan Maharani yang hadir pada acara tersebut. Saya berjanji untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam memberikan informasi khususnya yang berkaitan dengan perjalanan sejarah bangsa,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menjadi bahan gunjingan publik karena kesalahan saat membaca sambutan peringatan Hari Pancasila di Alun-alun Kota Blitar Senin (1/6). Jokowi menyebut Blitar sebagai tempat kelahiran Proklamator Sukarno.
“Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran Proklamator kita, Bapak Bangsa kita, Bung Karno, hati saya selalu bergetar,” ujar Jokowi dalam acara yang dihadiri presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Menko PMK Puan Maharani, Ketua MPR Zulkifli Hasan, mantan Wapres Boediono, dan pejabat tinggi negara lainnya.
Sebagian pengamat di media massa menilai tim kerja di lingakran Joko Widodo tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai.
“Atau jangan-jangan sengaja bikin malu presiden di hadapan publik dengan maksud dan tujuan tertentu. Soal kelahiran Bung Karno kan pengetahuan dasar dan umum, koq bisa salah informasi. Tim Komunikasi Presiden koq gak komunikatif. Tanya dong sama Puan,” demikian budayawan Wibowo ‘Jemek’ Arief kepada Bergelora.com (Web Warouw)