Selasa, 1 Juli 2025

TRUMP PICU KEPANIKAN INTERNASIONAL..! China Balas Pasang Tarif 34% ke AS

JAKARTA – China akan mengenakan tarif 34% untuk semua barang dari Amerika Serikat (AS) sebagai balasan usai Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif tinggi ke barang asal negeri Tirai Bambu. Trump menganggap China bermain dengan cara yang salah.

“China bermain salah, mereka panik, satu hal yang tidak mampu mereka lakukan!” tulis Trump dengan huruf kapital di akun media sosialnya seperti dilansir Reuters, Sabtu (5/4/2025).

Selain soal tarif, Trump juga membanggakan jumlah lapangan kerja di AS yang disebutnya melonjak. Dia mengatakan kebijakannya telah bekerja.

“Angka pekerjaan yang luar biasa, jauh lebih baik dari yang diharapkan. Itu sudah berhasil. Tetaplah teguh, kita tak boleh kalah!” tulisnya.

Sebagai informasi, perekrutan di AS melonjak melampaui ekspektasi pada Maret 2025. Departemen Tenaga Kerja AS menyebut ada 228.000 pekerjaan bulan lalu, jauh lebih banyak dari yang diprediksi, yakni 130.000.

Namun, tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,2% dari 4,1% pada bulan Februari. Pendapatan per jam rata-rata tumbuh 0,3% pada Maret menjadi USD 36 atau sedikit meningkat dibanding Februari.

Sektor yang mengalami penambahan pekerjaan antara lain transportasi, kesehatan, sosial dan perdagangan. Namun, situasi tersebut diperkirakan bisa saja berubah seiring penerapan tarif dan juga pemangkasan anggaran serta pegawai pemerintah.

Tarif Balasan dari China

Dilansir CNN, Jumat (4/4), Trump telah mengumumkan tarif tambahan sebesar 34% pada semua barang China yang diimpor ke AS. Langkah itu bakal memperburuk ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

China menganggap kebijakan Trump merusak hak dan kepentingan China. Hal itu yang menjadi pemicu China membalas tarif Trump.

Sejak kembali berkuasa pada Januari 2025, Trump telah mengenakan dua tahap bea tambahan sebesar 10% pada semua impor dari China, yang menurut Gedung Putih diperlukan untuk membendung aliran fentanil ilegal dari negara itu ke AS. Artinya, barang-barang China yang masuk ke AS akan secara efektif dikenakan tarif sebesar 54%.

China pun membalas Trump. China akan mengenakan tarif 34% untuk semua barang dari AS mulai 10 April.

Memicu Kepanikan Internasional

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari CGTN, setelah pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang tarif besar-besaran, para ahli menyatakan kekhawatiran atas langkah terbaru Trump, dengan memperingatkan bahwa hal itu mungkin dapat meningkatkan inflasi, menjadi bumerang bagi ekonomi AS, dan memicu kepanikan internasional.

Berbicara dengan China Media Group (CMG), Peter Baur, seorang profesor ekonomi Afrika Selatan di Universitas Johannesburg, mencatat bahwa kebijakan tarif baru AS menimbulkan tantangan besar bagi ekonomi Afrika Selatan dan juga berdampak negatif pada publik dan ekonomi AS.

“Ini menjadi perhatian besar bagi kami, terutama bagi produsen baja, produksi aluminium, dan ekspor mobil kami. Ini tentu akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi kami,” kata Baur.

Dari sudut pandang masyarakat Amerika, profesor tersebut menunjukkan bahwa masyarakat AS mungkin menghadapi inflasi yang lebih tinggi dan kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Ia memperhatikan dampak kebijakan tarif baru terhadap dolar AS, yang menunjukkan depresiasi terhadap euro.

AS juga mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka akan mengenakan “tarif timbal balik” pada impor dari Venezuela, serta “tarif sekunder” sebesar 25 persen pada impor minyak dan gas alam Venezuela, sebuah langkah yang memicu pertentangan keras dari Meksiko , Venezuela, dan negara-negara lain.

Daniel Paez, pakar masalah minyak Venezuela, mengatakan kepada CGTN bahwa “tarif sekunder” adalah bentuk baru sanksi AS, yang merugikan perkembangan perdagangan minyak internasional.

“Mereka kemungkinan besar mencoba membangun strategi internasional yang dilandasi rasa takut atau panik. Namun, strategi semacam itu, pada kenyataannya, tidak akan menguntungkan perdagangan minyak internasional dalam kondisi apa pun,” katanya.

Baru-baru ini, AS juga mencabut izin sejumlah perusahaan asing yang beroperasi di Venezuela. Pemerintah Venezuela telah mengeluarkan pernyataan tegas, menolak mengakui yurisdiksi ekstrateritorial apa pun, dan menyatakan bahwa sanksi sepihak AS secara serius menghambat perkembangan normal perdagangan energi internasional.

Pakar Venezuela itu mengemukakan bahwa dengan menggunakan kebijakan restriktif untuk mengusir pesaing internasional, AS pada dasarnya berupaya mendapatkan keuntungan pasar bagi perusahaan domestiknya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru