JAKARTA – Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika (CDC) melaporkan bahwa 74 persen dari 469 kasus yang muncul di kluster event publik Barnstable, Massachusetts ternyata warga yang sudah tervaksin penuh. Dan, mayoritas kasus disebabkan oleh varian Delta. Hal tersebut, menurut CDC, menandakan betapa berbahayanya varian itu.
Tidak berhenti di situ, CDC melanjutkan bahwa ada indikasi mereka yang tervaksinasi penuh tak hanya bisa tertular varian Delta COVID-19, tetapi juga bisa menularkannya. Hal itu mengacu pada temuan keberadaan varian Delta COVID-19 pada mereka yang tervaksin penuh dan belum tervaksin sama.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Direktur CDC, Rochelle Walensky menyatakan temuan di Masschusetts itu sebagai hal yang penting. Dan, kata ia, hal tersebut menjadi penyebab kenapa CDC kembali merekomendasikan warga Amerika, di manapun berada, untuk kembali mengenakan masker baik indoor maupun outdoor.
“Rekomendasi kembali mewajibkan masker adalah untuk memastikan mereka yang sudah tervaksin tidak menularkan virus COVID-19 kepada mereka mereka yang belum tervaksin ataupun lemah immune,” ujar Walensky, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 29 Juli 2021.
Walensky melanjutkan, 79 persen warga Massachusetts yang sudah tervaksin dan pernah tertular COVID-19 sebelumnya tercatat menunjukkan gejala batuk-batuk, pusing, radang tenggorokan, dan demam. Empat di antaranya harus dirumahsakitkan.
Dalam dokumen terpisah, CDC melaporkan varian Delta COVID-19 bisa menyebar semudah cacar dan menyebabkan gejala yang parah. Oleh karenanya, otoritas kesehatan lokal direkomendasikan untuk mulai mewajibkan masker lagi untuk setting indoor, baik untuk yang sudah tervaksin penuh ataupun belum tervaksin sama sekali.
Per berita ini ditulis, pemerintah Amerika belum mengeluarkan kebijakan apapun yang mewajibkan kembali masker sebagai respon atas varian Delta. Adapun langkah terbaru yang diumumkan Amerika adalah kebijakan insentif untuk mereka yang mau divaksin. Insentif tersebut mulai dari dibayar US$100 hingga menerima kredit pajak. (Calvin G. Eben-Haezer)