Senin, 17 Februari 2025

Wow! Pembangunan Kesehatan Timor Leste Berkembang Pesat

JAKARTA- Pembangunan kesehatan masyarakat di Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) berkembang pesat setelah lepas dari Indonesia. Pemerintah Timor Leste membebaskan biaya pelayanan kesehatan rakyat ditanggung oleh negera bagi yang berobat di dalam dan luar negeri.  Saat ini Pemerintah Timor Leste sedang mendata kesehatan rakyatnya. Bukan saja data individual, tetapi data lingkungan dan sosial ekonomi rakyatnya juga di data. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE dari Dili, Timor Leste kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (12/9).

 

“Saya ikut field visit. Perdana Menteri Timor Leste adalah seorang dokter. Ia memerintahkan pembuatan data kesehatan dari semua rumah tangga di Timor Leste, (bukan sample) dan nantinya bisa on line ke seluruh klinik dan rumah sakit di negara itu, serta tentu ke Menteri Kesehatannya,” ujarnya.

Tjandra Yoga,mewakili Menteri Kesehatan menyampaikan perkembangan pembangunan kesehatan di Timor Leste yang disaksikan oleh masyarakat Internasional yang hadir pada ‘68th session of the WHO Regional Committte South East Asia Region’ 7-11 September di Dili Timor Leste.

“Software nya mereka buat sendiri, dan layak untuk dilaksanakan. Data bukan hanya individual tapi juga lingkungan, binatang peliharaan, sosial ekonomi dan lainnya,” ujarnya. 

Tjandra Yoga juga menyampaikan bahwa pertemuan itu  menghasilkan satu deklarasi dan 8 resolusi yang dihadiri para Menteri Kesehatan dari 11 negara anggota WHO SEARO.

“Tiga topik Ministerial Round Table kali ini adalah tentang penanggulangan merokok, tenaga kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDG). Pada topik merokok, Regional Director WHO SEARO menyampaikan bahwa SEA Region memiliki angka kematian akibat tembakau terbesar di dunia yaitu 1,3 juta jiwa pertahun,” jelasnya.

Masing-masing Meteri Kesehatan menyampaikan pandangannya terhadap hal ini. Tjandra Yoga mewakili Menteri Kesehatan RI menyampaikan posisi bahwa Indonesia sudah membuat peraturan pemerintah dan peraturan daerah terkait pengendalian tembakau. Peraturan-peraturan tersebut telah mencakup semua yang diminta dalam WHO FCTC. Indonesia juga telah membuat roadmap pengendalian tembakau 2009-2024 yang salah satunya terkait peraturan iklan dan promosi tembakau.

“Pada akhir sesi pertemuan, seluruh delegasi menyepakati diadopsinya Dili Declaration on Tobacco Control,” ujarnya.

Pada pembahasan isu kedua, Strengthening health workforce in South-East Asia in order to expand delivery of effective services, sebagian besar negara anggota menyampaikan berbagai upaya dan pengalamannya dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Kesehatan masing-masing negara dikaitkan dengan upaya implementasi Universal Health Coverage.

“Peningkatan yang dilakukan tidak hanya kuantitas/jumlah tenaga kesehatan, akan tetapi mencakup kualitas SDM kesehatan dimana tidak hanya terdiri dari dokter dan perawat tetapi juga epidemiologis, teknisi, psikolog, laboran, dan tenaga kesehatan lainnya,” ujarnya.

Sementara itu pada issue ke tiga Ministerial Round Table, tentang Health in the Post-2015 Development Agenda, ADG (Assitent Director General) WHO for Health System disampaikan perkembangan Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan disahkan pada UNGA (United Nation General Assembly) tanggal 25-27 September 2015 di New York. Isu kesehatan telah berhasil dimasukkan dalam SDGs yaitu goal ke-tiga “Ensure healthy lives and promote wellbeing for all at all ages”.

“Negara-negara anggota menyambut baik disertakannya isu kesehatan dalam SDGs. Dalam mencapai SDGs kesehatan yang akan ditetapkan, diperlukan komitmen politis tinggi negara-negara dan dukungan dari WHO serta kerja sama yang erat antar negara-negara anggota  WHO,” jelasnya.

Tjandara Yoga menyampaikan bahwa Indonesia telah berperan aktif dalam penyusunan Post 2015 Development Agenda dengan terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Co-Chair High Level Emminent Person. Indonesia mendorong negara-negara lain untuk menyiapkan strategi monitoring dan evaluasi  terhadap capaian goals SDGs kesehatan.

“Saya juga menyampaikan undangan kepada negara-negara anggota untuk menghadiri acara side event yang akan diselenggarakan oleh Indonesia pada sela-sela UN Sustainable Development Summit 2015 dengan tema Food Security, Nutrition, and Health: Harnessing Multi-Sectoral Partnerships for the Post-2015 Development Agenda,” jelasnya. 

Topik lain yang dibahas menurutnya antara lain adalah soal reformasi WHO, kegawat daruratan, resistensi antimikroba, eliminasi penyakit tropik, pelayanan kesehatan primer patient’s safety, kanker, eliminasi campak, eradikasi polio, HTA (Health Technology Assesment), ‎informasi kesehatan, riset dan pelatihan (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru