Senin, 21 April 2025

Bisakah Asap Kebakaran Hutan Menyebabkan Kanker?

JAKARTA- Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan sangat mengganggu kesehatan masyarakat setempat. Selain menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asap kebakaran hutan juga dikuatirkan bisa menyebabkan kanker paru-paru. Hal ini disebabkan setiap tahun terjadi kebakaran hutan yang parah terdampak langsung pada kesehatan masyarakat setempat dalam waktu yang cukup lama.

 

“Kanker akan terjadi bila terjadi paparan selama bertahun-tahun, paparan yang lama dan terus menerus. Kebakaran hutan biasanya hanya akan terjadi beberapa bulan saja, dan berhenti kalau musim sudah berganti,” demikian Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan RI,  Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE dari Dili, Timor Leste kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (12/9).

Menurutnya, karena kebakaran hutan terjadi setiap tahun di daerah Sumatera dan Kalimantan, maka masyarakat terkana ISPA dan menguatirkan kemungkinan dampak kanker pada tubuh masyarakat yang terpapar asap terus menerus.

“Memang, di tahun berikutnya akan terjadi kebakaran hutan lagi di daerah yang sama. Hal ini lah yang menimbulkan pemikiran tentang kemungkinan terjadinya kanker,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian kanker pada manusia dengan asap kebakaran hutan. Sampai sekarang belum ada bukti ilmiah yang nyata yang menghubungkan kanker dengan asap kebakaran hutan.  

“Paparan asap kebakaran hutan tidak terus menerus ber tahun-tahun. Ini berbeda dengan paparan asap rokok yang dihisap setiap hari selama 10-20 tahun atau lebih, yang secara ilmiah jelas berhubungan antara kebiasaan merokok dan kanker,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa berbagai aspek dapat menyebabkan kanker pada seseorang. Misalnya, kalau mereka yang terpapar asap kebakaran hutan itu ternyata juga perokok berat.

“Maka harus dinilai secara mendalam tentang faktor apa yang berperan dalam terjadinya kanker pada orang itu,” ujarnya.

Meluas dan Menyebar

Kebakaran hutan meluas di Sumatera dan Kalimatan. Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI, Senin (31/8) melaporkan titik api di Kabupaten Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, bertambah menjadi 66 titik. Sehari sebelumnya, hanya ada 14 titik api.

Di Sumatera Selatan, Kabupaten  Ogan Komering Ilir (OKI) pada hari Senin (31/8) lalu terdapat 66 titik api masing-masing di Kecamatan Cengal 16 titik, Kayuagung satu titik, Kecamatan Lempuing satu titik, Mesuji lima titik, Pampangan 16 titik, Pedamaran 12 titik, Pematang Pangang empat titik, Tanjung Lubuk dua titik, dan Kecamatan Tulung Selapan sembilan titik.

Kebakaran hutan di Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara terjadi di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 23 titik api, Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 23 titik api, dan Kabupaten Berau sebanyak 24 titik api. Di Kabupaten Malinau dan Bulungan terekam ada belasan titik api

Sementara itu selain di Sumatera dan Kalimantan, Kebakaran hebat melanda Hutan Gunung Cantayan di wilayah Desa Cijati, Kecamatan Miniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (6/9) malam.

Kebakaran hutan juga terjadi dibeberapa daerah lain seperti di wilayah Gunung Panderman, Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (8/9). Luas lahan hutan yang terbakar luasnya diperkirakan mencapai 3 hektar. Kobaran api juga terjadi di Gunung Slamet, tepatnya di wilayah Igir Klanceng, Kabupaten Brebes, dan Igir Coet, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (8/9).

Kawasan hutan produksi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan juga dilalap si jago merah, Rabu (9/9).

Kebakaran juga terjadi di Puncak Gunung Arjuno kawasan hutan di Tawang Argo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (10/9).

Sebelumnya, Kebakaran hutan melanda Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (29/8). Lokasi kebakaran ada di Coban Pitrang Watutulis. (Wab Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru