JAKARTA- Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu segera menunjuk juru bicara (Jubir) agar kewibawaan presiden tidak terkikis dan pupus karena penjelasan pemerintah simpang siur. Hal ini disampaikan Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (30/11).
“Supaya komunikasi publik pemerintah Jokowi berjalan lancar saya sarankan agar Pemerintah punya jubir. Jubir itu bisa Mensesneg bisa Menkominfo agar penjelasan pemerintah satu dan tidak simpang siur,” ujarnya.
Setiap selesai sidang kabinet, paripurna maupun terbatas, atau setiap presiden selesai terima tamu penting menurutnya harus ada penjelasan ke publik.
“Ucapan Presiden itu adalah ‘sabdo pandito ratu’ ucapan seseorang yang bijaksana, mumpuni dan dihormati. Karena itu Presiden harus konsisten dengan ucapannya. Jangan mencla mencle, hari ini ngomong lain, besok lain lagi,” ujarnya
Kalau itu dibiarkan terjadi terus menurutnya, lama kelamaan kewibawaan Presiden akan terkikis dan akhirnya pupus. Sikap dan kebijakan presiden yang sudah diucapkan atau diputuskan bisa saja berubah karena situasi berubah.
“Tidak masalah ada perubahan, asal perubahan sikap dan keputusan itu dijelaskan sebab musababnya. Rakyat akan maklum setelah dijelaskan. Yang menjelaskan itu bisa Presiden langsung atau Mensesneg atau Menkominfo agar tidak simpang siur,” jelasnya.
Menurutnya, sehabis sidang kabinet, jika perlu pemerintah membayar waktu siaran tv swasta, kira-kira setengah jam untuk menjelaskan isi rapat Kabinet. Ini maksudnya agar rakyat tahu apa yang dikerjakan dan direncanakan pemerintah dan dalam rangka menjamin keakuratan informasi.
“Dalam memberi penjelasan pemerintah harus bersikap lugas, jangan menyembunyikan sesuatu apalagi menutup-nutupi kesalahan dengan bahasa tidak jelas,” tegasnya.
Menurut Yusril, pemerintah yang jujur dan konsisten dalam ucapan dan perbuatan akan dicintai rakyat dan bertahan lama.
“Masukan ini sudah saya sampaikan secara lisan kepada Pemerintah Jokowi. Agar publik tahu saya tidak diam melihat perkembangan. Pokok-pokok saran tersebut saya tuangkan di sini,” jelasnya.
Yusril Ihza Mahendra meminta agar jangan salah paham terhadap saran dan masukan yang diberikan kepada pemerintah Jokowi.
“Saran dan masukan saya berikan berdasarkan ilmu, pengalaman dan integritas. Para pendukung Jokowi hendaknya menyimak saran ini dengan hati terbuka, jangan mencurigai apalagi menyerang membabi buta setiap saran dan kritik terhadap Pemerintah Jokowi,” tegasnya.
Sebagai penulis pidato atau speechwriter tiga Presiden RI, Suharto, Habibie dan Soesilo Bambang Yudhoyono. Yusril tahu apa yang harus dilakukan seorang presiden dalam menghadapi suatu masalah.
“Bukan saya mengada-ada. Saya tidak bermaksud menggurui atau sok tahu. Namun pengalaman dan kesempatan seperti itu agak jarang dimiliki orang lain. Maaf saya mengatakan ini bukan bermaksud menyombongkan diri,” jelasnya. (Web Warouw)