Minggu, 18 Mei 2025

MENUJU SEJAHTERAH BERSAMA..! 3 Pelabuhan Afrika yang Dibangun China, Jejak Kuat Tiongkok di Jalur Perdagangan Global

JAKARTA – Investasi China melalui Jalur Sutra Baru menunjukkan pengaruh yang kuat di Benua Afrika terutama di sektor infrastruktur. Salah satu sektor yang paling mencolok adalah pelabuhan.

Tiga pelabuhan utama di Afrika yang saat ini berada di bawah dominasi perusahaan-perusahaan China adalah Pelabuhan Kribi di Kamerun, Pelabuhan Lekki di Nigeria dan Pelabuhan Lomé di Togo.

Melansir dari Africa Center for Strategic Studies, ketiganya menjadi strategi ekonomi jangka panjang China dalam memperluas pengaruhnya di wilayah strategis dunia terutama melalui jalur perdagangan dan logistik.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan berikut 3 pelabuhan strategis di Benua Afrika yang dibangun China

1. Pelabuhan Kribi

Pelabuhan Kribi terletak di bagian selatan Kamerun dan merupakan salah satu pelabuhan laut dalam paling modern di wilayah Afrika Tengah.

Perusahaan-perusahaan China memegang 66% saham di pelabuhan ini, menjadikannya salah satu proyek strategis China di kawasan tersebut.

Dengan fasilitas modern dan lokasi geografis yang strategis, Kribi memainkan peran penting sebagai pintu masuk ekspor-impor barang dari negara-negara tetangga yang terkurung daratan seperti Chad dan Republik Afrika Tengah.

2. Pelabuhan Lekki

Pelabuhan Lekki di Nigeria adalah salah satu pelabuhan terbesar dan tercanggih di Afrika Barat. Dioperasikan melalui kerja sama antara Nigeria dan investor Tiongkok, perusahaan China menguasai 52% saham pelabuhan ini.

Lekki dirancang untuk mengurangi beban di Pelabuhan Apapa yang lebih tua di Lagos dan telah menjadi simpul logistik utama bagi barang-barang kontainer.

Kehadiran China di sini menandai pergeseran penting dalam arsitektur logistik Afrika Barat, sekaligus mempererat hubungan ekonomi Beijing dengan Abuja.

3. Pelabuhan Lomé

Pelabuhan Lomé, yang terletak di ibu kota Togo, merupakan pelabuhan penting lainnya yang turut melibatkan investasi besar dari Tiongkok.

Dengan kepemilikan saham sebesar 50%, perusahaan China menjadi mitra utama dalam pengelolaan dan pengembangan pelabuhan ini.

Lomé dikenal sebagai satu-satunya pelabuhan laut dalam di kawasan Afrika Barat yang mampu menampung kapal-kapal besar tanpa perlu membongkar muatan di pelabuhan antara.

Selain tiga pelabuhan utama tersebut, China juga menanamkan modalnya di sejumlah pelabuhan penting lainnya di Afrika.

Di antaranya adalah Pelabuhan Laut Dalam Kribi (proyek perluasan), Pelabuhan Otonomi Abidjan di Pantai Gading, Pelabuhan Djibouti yang strategis di Tanduk Afrika, Pelabuhan Bagamoyo di Tanzania, serta Pelabuhan Pointe Noire di Republik Kongo.

Keseluruhan proyek ini merupakan bagian dari inisiatif besar Tiongkok, Belt and Road Initiative (BRI), yang bertujuan menciptakan jaringan perdagangan global yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa.

Tak hanya pelabuhan, China juga aktif mengembangkan infrastruktur lain di Afrika. Salah satu sektor penting adalah energi, terutama pembangunan pembangkit listrik tenaga air yang menjadi andalan pasokan listrik di banyak negara Afrika.

Selain itu, di sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), perusahaan-perusahaan Tiongkok, seperti Huawei dan ZTE, menjadi pemasok utama perangkat dan infrastruktur jaringan.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, salah satu proyek ikonik adalah jalur kereta api Tazara yang menghubungkan Zambia dengan pelabuhan Dar es Salaam di Tanzania. Dibangun dengan bantuan teknis dan finansial dari China sejak dekade 1970-an, proyek ini masih menjadi simbol kerja sama Afrika-Tiongkok yang berkelanjutan.

Dengan berbagai proyek investasi di sektor transportasi, energi, dan komunikasi tidak mengherankan jika China kini menjadi mitra dagang terbesar bagi Afrika. Nilai perdagangan antara kedua kawasan terus tumbuh, dengan China mengekspor berbagai produk industri dan mengimpor bahan mentah seperti minyak, logam dan hasil tambang dari Afrika.

Kehadiran China di Afrika terus menuai perdebatan global, antara peluang kerja sama dan kekhawatiran terhadap ketergantungan ekonomi. Namun yang jelas, ketiga pelabuhan yang kini dikuasai oleh China mencerminkan wajah baru konektivitas Afrika dan menandai babak baru hubungan global di abad ke-21.

Mengutip dari AP, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerja Sama China-Africa atau Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC) berlangsung di Beijing tahun lalu, Presiden Xi Jinping menjanjikan pemberian bantuan pembangunan infrastruktur sebesar USD50,7 miliar selama tiga tahun ke depan. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru