Jumat, 4 Juli 2025

AMERIKA SUDAH MASA LALU..! Luhut Tawarkan Kerja Sama Energi di Malut dan Bangun Industri di Kaltara

JAKARTA – Setelah.mengalami banyak kesulitan dengan Amerika dan Eropa, akhirnya Indonesia mengajak China membahas peningkatan kerja sama dalam bidang transisi energi dan industri.

Pembahasan kerja sama ini dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan InĀ­vestasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat bertemu Chairman of National DevelopĀ­ment and Reform Comission (NDRC) Zheng Shanjie dalam kunjungan ke Beijing, China, Rabu (12/6/2024) lalu.

Luhut berharap, NDRC menĀ­dukung kerja sama antara CBL (joint venture CATL, Brunp dan Lygend) dan IBC (Indonesia BatĀ­tery Corporation) untuk produksi proyek baterai listrik di kawasan industri Buli, Maluku Utara. Di kawasan itu, Indonesia mengemĀ­bangkan proyek daur ulang dan produksi material baterai.

Luhut juga ingin dukungan China seiring dengan pengemĀ­bangan kawasan industri KaĀ­limantan Utara (Kaltara) yang diproyeksikan memberikan dampak berkelanjutan yang besar, serta menjadi model kerja sama bagi negara berkembang. Kawasan itu juga akan menjadi pioneer ekonomi hijau dunia. Seperti diketahui, China juga memiliki rencana membuat pabrik kaca di kawasan tersebut.

Menurut Luhut, Pemerintah suĀ­dah menyesuaikan peraturan untuk memastikan keamanan jaminan baĀ­han baku untuk proyek petrokimia di kawasan industri tersebut.

ā€œSaya berharap Pak Zheng dapat mendukung implementasi kawasan industri Kaltara. Kami juga mendukung investor China yang akan membangun pabrik kaca di Indonesia, termasuk di Kaltara,ā€ katanya.

Ekspor Durian

Kepada Bergelora.com di Jakarta juga dilaporkan, Luhut juga menawarkan potensi ekspor durianm Luhut akan melakuĀ­kan pertemuan dengan General Administration of Customs China (GACC) untuk mendorong impor durian, mengingat potensi penĀ­jualan buah tersebut cukup besar.

Selain itu Luhut juga mengingatkan di sela-sela World Water Forum ke-10 pada 20 Mei di Bali, telah ditandatangani Letter of Intent (LoI) Global Blended Finance Alliance (GBFA) yang dapat mendukung kerja sama keuangan blended finance antara Indonesia-China di berbagai bidang.

Tak hanya mengurusi soal bisĀ­nis dan kerja sama kedua negara, Luhut juga menjadi orang yang beruntung karena mendapat gelar Honorary Professor atau Guru Besar Kehormatan dari Tsinghua University, China. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru