JAKARTA- Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban pernah mengatakan kepada publik Covid-19 varian Delta bisa menular meski hanya papasan dengan orang yang terinfeksi.
Informasi tersebut harus disikapi bijak. Artinya, penting untuk masyarakat mengencangkan masker yang dikenakan, termasuk cerdas memilih masker yang berkualitas dan memastikan jarak antarorang tidak terlalu dekat saat berada di luar rumah.
Mengenai risiko berpapasan bisa tertular varian Delta, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bhakti Wara, dr Nafiandi, SpPK, coba menjelaskan lebih detail.
“Varian Delta punya daya penularan cukup tinggi, itu kenapa varian ini bisa menular ketika berpapasan karena adanya aerosol pernapasan yang terakumulasi dari orang terinfeksi, terutama pada ruangan tertutup dengan ventilasi yang jelek sehingga menyebabkan virusnya akan tetap bertahan di udara,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (6/7/2021).
Kepada Bergelora.com dilaporkan lebih lanjut, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis, dr Wita Prominensa, SpPK, menyatakan bahwa varian Delta bahkan diketahui dapat menular lewat mata.
“Varian Delta bisa menular lewat mata karena virus masuk ke tubuh bisa melalui udara atau tangan yang disentuhkan ke mata (menggosok mata),” ujarnya.
Bagian luar mata yang terdiri dari sel epitel kornea dan konjungtiva, bisa berkontak langsung dengan lingkungan luar. “Dengan begitu, mata dapat terkontaminasi melalui droplet dan aerosol dari individu yang terinfeksi virus SARS-CoV2,” ungkapnya.
“Virus SARS-CoV2 akan mati saat terekspos ultraviolet pada siang hari dalam beberapa jam dan dapat bertahan lebih lama bila kelembapan rendah di bawah 50%. Kontak jarak dekat dalam 1 meter saat bernapas maupun proses inokulasi (pemindahan media) berisiko untuk terjadinya transmisi virus melalui mulut, hidung, maupun mata,” tutur dr Wita. (Calvin G. Eben-Haezer)