Minggu, 20 April 2025

Alhamdulillah, Sudah Ada Perbaikan Layanan Kesehatan Jamaah Haji

JAKARTA- Perbaikan kesehatan jamaah haji saat ini sudah mendapat persetujuan dari otorisasi kesehatan haji untuk memberi kewenangan ke rumah sakit bandara. Jika memang di periksa dokter pelabuhan dan ternyata kondisi kesehatannya tidak memungkinkan maka tidak boleh berangkat walaupun lampiran kesehatannya menyatakan jamaah sehat, dan  nah ini mulai berlaku tahun ini. Demikian anggota Komite III Ahmad Jajuli dalam Dialog Senator Kita di Jakarta, Minggu (30/8).

 

Pelayanan kesehatan di Madinah menurutnya berbeda dengan pelayanan kesehatan di Mekkah di Madinah, puskesmas di pemondokan itu tidak boleh melakukan tindakan medis dan bahkan untuk infus, jadi cuma pencegahan dan pemberian obat saja, sedangkan di Mekkah sudah ada pelayanan kesehatan yang maksimal.

“Jadi disana ada 8 tempat tidur dimana 4 icu dan 4 yang reguler. Di Mekkah ini sudah boleh dilakukan tindakan medis. Kenapa di Madinah dan Mekkah berbeda pelayanannya karena di Madinah itu jamah datang masih dalam kondisi fit karena baru datang dan belum melaksanakan ritual ibadah maka mereka cenderung masih fit, sedangkan  di Mekkah itu kondisinya beda, crowded luar biasa di Mina, air terbatas, desak-desakan disana maka di Mekkah lah yang disiapkan lebih optimal oleh pemerintah,” tambah Jajuli.

Jajuli  m,enyampaikan bahwa tim kesehatan bagi jamaah haji sekarang manajemennya lebih baik karena sudah mengkategorikan jamaah menjadi tiga,

“Saat ini jamaah diberikan gelang dengan warna yang berbeda sesuai dengan tingkat kesehatannya, gelang merah untuk lansia dan sakit beresiko, gelang kuning sakit tapi tidak beresiko, gelang hijau itu untuk yang sehat, nah hal ini bisa menjadi pedoman tim medis di lapangan,” katanya.

Jajuli juga mengingatkan bagi para jamaah agar mempersiapkan diri terhadap cuaca Mekkah. Saat ini cuaca disana 45 derajat maka kesehatan dan perlengkapan tambahan seperti payung juga harus disiapkan.

“Prioritas kita sekarang adalah kenyamanan bagi jamaah, walaupun lokasi hotel masih di kawasan Kabah yang tidak terlalu dekat, tapi fasilitasnya diutamakan sehingga tidak ada lagi ceritanya lift nya macet, listrik padam”, ucap Jajuli yang baru pulang dari ibadah haji.

Dalam kesempatan yang sama Majelis Rabitha Haji Indonesia, Ade Marfudin  juga menyampaikan bahwa banyak data kesehatan tidak valid karena menggunakan tes urine dari milik orang lain agar bisa berangkat haji. 

“Data tidak valid seperti jamaah yang hamil yang  saat pengecekan kesehatan menggunakan data orang lain akhirnya sampai bandara disana melahirkan seperti tahun kemarin, nah hal ini jangan sampai terjadi lagi,” ujarnya. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru