JAKARTA — Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menugaskan tim untuk menyelidiki penyebab bentrokan maut di PT Gunbuster Nickel Industri (PT GNI), Morowali, Sulawesi Tengah. Kendati demikian, Bahlil belum mau berkomentar terlalu jauh mengenai kejadian itu.
“Tim saya lagi saya minta untuk mengecek, apa sih masalahnya yang terjadi. Saya belum mendapatkan laporan komprehensif karena itu saya belum bisa bicara detail masalahnya,” ujar Bahlil dalam konferensi pers, Selasa (17/1).
Kendati demikian, Bahlil menyayangkan terjadinya bentrokan yang menewaskan 2 orang tersebut. Ia meminta setiap pihak tidak menyalahkan satu sama lain, tetapi menjadikan kasus ini sebagai bahan evaluasi.
“Patut kita sayangkan karena ini akan melahirkan persepsi yang kurang elok. Mari sama-sama kita cari solusi,” ujar Bahlil.
Bentrokan terjadi di area smelter PT GNI pada Sabtu (14/1) malam. Peristiwa ini disebut dipicu karena pihak keamanan perusahaan menahan sekitar 500 pekerja masuk ke dalam pos 4 pabrik smelter milik PT GNI untuk melakukan aksi mogok kerja setelah tujuh dari delapan tuntutan mereka belum disetujui oleh pihak perusahaan.
Lantaran dihalangi masuk, ratusan pekerja itu lantas melempari dan merusak kantor sekuriti. Mereka pun menerobos masuk di pos 4 lalu menuju ke mes karyawan dan membakar sebuah mes karyawan hingga rata dengan tanah.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, buntut bentrokan maut tersebut, Kapolri Listyo Sigit mengatakan kepolisian langsung menangkap 71 karyawan yang diduga ikut melakukan perusakan. Dari total pelaku tersebut, 17 diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Listyo menyebut Polri telah mengirim dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob ke lokasi PT GNI di Morowali Utara. Saat ini telah ada 548 personel TNI-Polri yang dikerahkan ke lokasi setelah terjadi bentrokan.
“Akan kita tambah dua SSK Brimob dari pusat,” tuturnya. (Calvin G. Eben-Haezer)