Rabu, 19 Februari 2025

BARBAR BANGET BAH..! Indonesia Kecam Keras Penembakan 5 Pekerja Migran  di Malaysia, 1 Tewas dan 4 Luka Berat


JAKARTA – Kementerian P2MI mengecam keras tindakan APMM yang dinilai menggunakan kekuatan berlebihan dalam menangani pekerja migran. Christina menegaskan tindakan semacam ini tidak dapat dibenarkan dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.

“Kami mendesak Pemerintah Malaysia untuk mengusut tuntas peristiwa ini. Jika terbukti bahwa petugas APMM (Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia) menggunakan kekuatan berlebihan, maka harus ada tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku,” lanjut kata Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, di Jakarta, Minggu (26/1/2025).

Kementerian P2MI memastikan terus berkoordinasi untuk memberikan pendampingan bagi para korban.

“Kami sedang berupaya memastikan para korban yang terluka mendapatkan perawatan medis yang memadai, termasuk memberikan dukungan kepada keluarga korban, baik dalam bentuk bantuan hukum maupun pemulangan jenazah PMI yang meninggal dunia,” jelasnya.

Selain itu, P2MI juga bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI dan atase kepolisian di KBRI Kuala Lumpur untuk memperoleh akses kekonsuleran guna menjenguk para korban serta memastikan hak-hak mereka terlindungi.

Christina menyatakan bahwa Kementerian P2MI akan mendorong dialog dengan Pemerintah Malaysia guna membahas langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Penanganan pekerja migran, termasuk mereka yang berada dalam kondisi nonprosedural, harus dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi,” tegasnya.

Christina memastikan bahwa negara akan selalu hadir untuk melindungi dan menjamin pemenuhan hak-hak pekerja migran Indonesia.

“Negara memiliki kewajiban untuk melindungi hak asasi para PMI. Kami akan terus memastikan keadilan ditegakkan dan hak-hak PMI tetap terjaga,” tutupnya.

Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengonfirmasi insiden penembakan terhadap lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025) pukul 03.00 WIB.

Akibat kejadian tersebut, satu PMI meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka berat.

“Atas nama Kementerian P2MI, kami menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang PMI akibat insiden ini,” kata Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, di Jakarta, Minggu (26/1/2025).

“Kami juga mendoakan kesembuhan bagi empat PMI lainnya yang saat ini tengah dirawat di beberapa rumah sakit di Selangor, Malaysia,” lanjutnya.

Selain itu, kementerian juga tengah menelusuri asal daerah para PMI guna memberikan pendampingan kepada keluarga korban.

“Kami akan memastikan korban yang terluka mendapatkan perawatan medis yang layak serta memberikan dukungan hukum dan bantuan pemulangan jenazah kepada keluarga korban,” tegas Christina.

Ia menekankan pentingnya kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.

“Kami akan mendorong langkah-langkah pencegahan, termasuk membahas cara penanganan migran nonprosedural yang lebih manusiawi,” ujarnya.

Christina menegaskan bahwa pemerintah akan terus hadir untuk melindungi dan memperjuangkan hak asasi para pekerja migran Indonesia.

“Negara akan terus memperhatikan, melindungi, serta memastikan penegakan hak asasi manusia bagi para pekerja migran,” pungkasnya.

Kronologi Penembakan

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan insiden penembakan yang dilakukan Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) terhadap lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) di perairan Tanjung Rhu, Malaysia, mengakibatkan satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka.

Kronologi yang disampaikan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), peristiwa ini terjadi pada Jumat (24/1/2025) pukul 03.00 waktu setempat.

“Saat itu, patroli APMM mendapati sebuah kapal yang mengangkut lima PMI sedang melintas di perairan tersebut,” kata Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, di Jakarta, Minggu (26/1/2025).

Akibat kejadian ini, satu PMI dinyatakan meninggal dunia, sementara satu lainnya berada dalam kondisi kritis.

“Tiga PMI lainnya mengalami luka-luka dan saat ini sedang menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di wilayah Selangor, Malaysia,” ujar Christina. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru