JAKARTA – Media New York Times melaporkan pada Jumat (18/10/2024) bahwa hasil otopsi Israel menemukan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas karena tembakan di kepala.
Sebelum tertembak, Sinwar pertama kali terluka di lengannya akibat terkena pecahan peluru tank atau rudal. Hal itu dikatakan dr. Chen Kugel selaku Direktur Lembaga Forensik Nasional Israel yang mengawasi otopsi kepada surat kabar tersebut.
Ia mengatakan, Yahya Sinwar kemudian mengikatkan kabel listrik di lengannya dengan torniket darurat.
“Kabel itu tidak cukup kuat, dan lengan bawahnya hancur,” ujarnya, dikutip dari AFP pada Sabtu (19/10/2024).
Kugel mengatakan, tembakan itu kemudian menewaskan Yahya Sinwar.
Tetapi New York Times mencatat bahwa tidak jelas siapa yang melepaskan tembakan, kapan mereka melakukannya, dan senjata apa yang digunakan.
Menurut militer Israel, Yahya Sinwar menemui ajalnya di tangan patroli rutin pada Rabu (16/10/2024). Dikatakan bahwa sekelompok tentara dari Brigade ke-828 (Bislach) sedang bergerak melalui kota Rafah ketika mereka berpapasan dengan tiga anggota Hamas Palestina.
“Saat tentara mengejar mereka, Sinwar terpisah dari dua lainnya,” kata militer.
Tentara Israel kemudian melepaskan tembakan dengan tank ke gedung tempat dua militan bersembunyi dan satu lagi tempat Sinwar berlindung.
Media Israel dan pejabat militer mengatakan, tidak ada intelijen sebelumnya yang menunjukkan keberadaan Sinwar di daerah tersebut. Rekaman yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan Sinwar yang tertutup debu duduk di kursi berlengan sambil menatap ke arah pesawat tanpa awak saat memasuki rumah yang hancur akibat serangan.
Rekaman buram menunjukkan Sinwar sendirian dengan satu tangan terluka parah dan kepalanya ditutupi syal tradisional, melemparkan tongkat ke drone yang mendekat di saat-saat terakhirnya.
Militer Israel melakukan pengujian DNA bersama dengan pemeriksaan gigi dan penyelidikan forensik lainnya yang membantu mengonfirmasi identitas Yahya Sinwar.
Ia tidak terlihat di depan publik sejak perang meletus dengan serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang didalanginya.
Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, Kematian Sinwar merupakan pukulan telak bagi Hamas, gerakan Palestina yang telah melancarkan perang dengan pasukan Israel di Jalur Gaza selama lebih dari setahun. (Web Warouw)