JAKARTA- Hasil penghitungan KPU yang barusan diumumkan Jumat (9/5) mengisyaratkan bahwa penghitungan itu merupakan hasil desain, karena tidak berbeda jauh dengan hasil Quick Count.
Menurut Dr. Zul Zulkifli S. Ekomei dari Komie Nasional – Penyelamat Kedaulatan Rakyat (KN-PKR), lewat lembaga-lembaga survey dan media massa, opini rakyat dibiasakan untuk menerima desain yang disiapkan jauh hari sebelumnya.
“Ini terbukti dari KPU Daerah dan Pusat yang tidak menghiraukan protes kecurangan yang terjadi secara masif disemua kabupaten dan propinsi di seluruh Indonesia,” ujarnya kepada bergelora.com di Jakarta, Minggu (11/5).
Saat ini menurutnya kembali kepada rakyat Indonesia untuk menentukan sikap, apakah menerima keputusan KPU atau menolaknya.
“Kedaulatan rakyat secara terang-terangan diperkosa. Caleg-caleg sudah menjadi korban adu domba dengan rakyat. Masa depan negara terancam,” ujarnya.
Menurutnya, harus ada penolakan dengan bukti-bukti bahwa sejak awal Pemilu 2014 ini bagian dari disain, dimulai dengan carut marutnya DPT, sampai pemilu ulang di banyak Propinsi, tepatnya di 23 Propinsi, 90 Kabupaten/kota, 770 TPS.
“Kecuali kita memang senang menerima permainan demokrasi yang anti rakyat seperti ini. Masak sudah jelas begini kasar, semua partai menerimanya,” ujarnya.
Dalam anomali demokrasi seperti ini, menurutnya, rakyat dan TNI harus bersatu untuk menyelamatkan bangsa dan negara.
“Terutama TNI yang masih netral tidak boleh diam melihat masa depan bangsa dan negara dikuasai oleh pemerintahan hasil pemilu sandiwara seperti ini. Tugas TNI adalah memastikan kedaulatan bangsa dan rakyat atas negara ini. Bukan mengamankan hasil pemilu yang akan mencelakakan rakyat,” tegasnya. (Tiara Hidup)
