Sabtu, 8 Februari 2025

Hendardi: Komando Gabungan TNI Akan Bebani Anggaran

JAKARTA- Tentara Nasional Indonesia tidak perlu membentuk Komando Operasi Khusus Gabungan, yang mewadahi satuan pasukan-pasukan khusus di tiga angkatan TNI. Karena akan membebani anggaran negara. Demikian Ketua Setara Institute, Hendardi kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (15/5).

 

“Jika pembentukan komando ini membebani anggaran negara, sebaiknya tidak diperlukan. Apalagi masing-masing komando pasukan khusus itu sudah memiliki pemimpin sendiri-sendiri. Jadi tinggal Panglima TNI memastikan koordinasi berjalan efektif,” ujarnya.

Sebenarnya menurut Hendardi, tidak ada urgensi pembentukan komando semacam itu, apalagi ancaman pertahanan saat ini bukan lagi bersifat fisik tetapi ancaman ekonomi, digital, dan paham-paham yang mengancam paham kebangsaan.

“TNI tidak perlu memperagakan situasi, bahwa seolah-olah akan ada ancaman. Kalau mau menata organisasi silahkan saja, tetapi tidak perlu menebarkan pesan bahwa situasi ini darurat,” ujarnya.

Opitimalisasi

Sebelumnya Panglima TNI, Jenderal DR. Moeldoko merencanakan pembentukan Komando Operasi Pasukan Khusus TNI, sebagai bagian dari optimalisasi TNI untuk pengembangan kemampuan dan optimalisasi operasionalisasi Kopassus dan pasukan khusus TNI lainnya.

“Komando ini sekaligus sebagai kekuatan stand by force TNI dalam penanggulangan terorisme,” demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko pada sambutannya saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Kopassus, di Makopassus Cijantung Jakarta Timur, Rabu, (29/4).

Namun menurutnya, keberadaan Komando Operasi Pasukan Khusus TNI tidak mereduksi atau bahkan melikuidasi keberadaan Kopassus secara struktural, sebagai bagian dari pembinaan Angkatan Darat.

“Keberadaan Kopassus pada Komando Operasi Pasukan Khusus TNI, direpresentasikan oleh Satuan Delapan Satu, untuk menjadi kekuatan Trimatra terpadu, bersama Detasemen Jalamangkara TNI AL dan Detasemen Bravo TNI AU, yang diformat dalam satuan tugas atau task force, dengan paket rotasi periodisasi penugasan. Adapun Staf struktural permanen hanya pada tingkat Komando Operasi yang berkedudukan di bawah Markas Besar TNI,” jelas Panglima TNI.

Panglima juga mengatakan Alutsista  TNI harus terus ditingkatkan dan para prajurit TNI dibangun jiwa dan raganya, untuk menjadi prajurit yang bermoral dan profesional, tetapi juga prajurit yang sejahtera hidupnya. Prajurit-prajurit TNI dilatih untuk menjadi prajurit pejuang bagi rakyatnya, menjadi prajurit rakyat dalam menjaga integritas negaranya, serta menjadi prajurit profesional dalam setiap pelaksanaan tugasnya.

“Kesemua itu dalam rangka mempertahankan kedaulatan, serta melindungi segenap tanah tumpah darah, namun juga tetap humanis dalam  membangun kebersamaan untuk menciptakan perdamaian,” tegas Panglima TNI.

Jenderal TNI Moeldoko juga mengutarakan bahwa, Kopassus sebagai Komando Utama Operasional TNI, harus terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas yang menjadi kekhususannya. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru