JAKARTA- Teroris dimanapun tidak pernah bisa dijustifikasi sebagai tindakan kelompok beragama. Dampak lanjutan dari serangan ini biasanya mengarah pada kebencian atas nama agama. Inilah yang harus dihindari. Hal ini disampaikan Ketua Setara Institute, Hendardi kepada Bergelora.com, di Jakarta, Minggu (15/11) menanggapi teror bersenjata di Paris, Perancis yang menewaskan 153 orang, Jumat (13/11) lalu.
“Di dalam negeri, kewaspadaan perlu ditingkatkan dengan memperkuat immunitas warga dari berbagai syiar dan provokasi kebencian yang menjadi titik awal terorisme,” ujarnya.
Menurut Hendardi, teror bersenjata di Paris yang menewaskan 153 orang adalah tindakan biadab dan tidak berperikemanusiaan. Serangan ini adalah kali kedua di 2015 yang terjadi di Perancis.
“Secara global, dunia harus terus menerus menguatkan perdamaian dan pemajuan hak asasi manusia, sebagai salah satu cara mencegah reproduksi teroris baru,” tegasnya.
Meskipun teror tidak bisa ditoleransi, upaya penanganan tidak perlu menimbulkan kecemasan global yang ujungnya menghalalkan segala cara dan hanya melahirkan teror baru.
“Kita mengutuk keras peristiwa tersebut. Tindakan represif diperlukan tetapi sedapat mungkin tidak perlu menimbulkan kekerasan baru yang meluas,” ujarnya.
Jokowi Mengutuk Keras
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengutuk keras serangan teroris yang terjadi di Paris, Perancis, Jumat (13/11) malam. Jokowi menegaskan, Indonesia tidak memberi toleransi terhadap terorisme dengan alasan apa pun.
“Pemerintah dan bangsa Indonesia mengutuk keras kekerasan dan kekejaman yang terjadi di Paris. Terorisme dengan alasan apa pun tidak bisa ditoleransi,” katanya lewat twitternya Sabtu (14/11).
Sebelum bertolak ke KTT G-20 di Turki, Jokowi juga menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas musibah yang menimpa rakyat Prancis. Pembicaraan mengenai terorisme, kata Jokowi, juga akan dibahas dalam pertemuan KTT G-20 yang akan diikutinya di Turki pekan ini.
“Indonesia menyeru semua pihak untuk memperkuat kerja sama internasional dalam menghadapi terorisme,” ucapnya di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (14/11).
Sejumlah lokasi di Paris diserang aksi teror telah menewaskan lebih dari 153 orang pada Jumat (13/11). Sejumlah pihak menduga penyerangan ini terkait dengan aksi kelompok ISIS. Kelompok Said dan Cherif Kouachi, yang diduga terkait dengan ISIS, pernah melakukan teror di dekat kantor majalah mingguan Charlie Hebdo pada Januari lalu. (Web Warouw)