JAKARTA- Tiap anggota DPR adalah wakil rakyat yang disertai kak konstitusional dalam mengemban tugasnya dalam pengawasan pemerintah. Kritik Effendi Simbolon sesungguhnya lumrah dalam melaksanakan tugas negara yang diemban.
KASAD Jenderal Dudung Abdurachman dapat memberikan jawaban resmi di sidang berikutnya.
Hal ini disampaikan oleh analis pertahanan dan intelejen Dr. Connie Rahakundini dalam rilisnya Selasa (13/9) menyikapi berbagai ‘protes’ dari beberapa oknum yang diduga prajurit TNI AD di media sosial sebagai respons prajurit atas teguran Anggota DPR Effendi Simbolon pada KASAD Jenderal Dudung Abdurachman pada sidang rapat kerja dengan Kemenhan dan Panglima TNI Komisi I DPR RI pada 5 September 2022 lalu.
#TNIADMengabdidanMembangunBersamaRakyat #TNIAD pic.twitter.com/XF2qDuyhm1
— Bergelora.com (@bergeloralah) September 14, 2022
Menurut Connie Rahakundini, respon prajurit itu secara sosial diluar kewajaran, sikap profesionalisme serta sangat meresahkan, karena menjadikan prajurit TNI seolah sebagai alat “konflik” politik.
“Terlepas ini merupakan perintah atau bukan perintah maka ini sangat bertentangan dengan semangat reformasi, jati diri, norma kemiliteran dan hukum dimana Prajurit TNI adalah sebagai alat negara yang setia, berada dalam satu garis komando, jauh diluar arena politik yang penuh konflik,” tegasnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Connie mengingatkan, jika dipandang salah dan bermasalah oleh partainya, maka partai tempat Effendi Simbolon bernaung yaitu PDIP, pastinya sudah memberikan tindakan yang tegas, terukur dan wajar.
Menurutnya, negara berdemokrasi sebagaimana Indonesia memberikan saluran jika ada yang tidak puas atau merasa tersinggung atau mempermasalahkan pada perilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Warga Negara Indonesia dapat mengadukan melalui mekanisme Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di DPR.
“KASAD perlu segera mitigasi keberatan prajurit pada Effendi Simbolon dengan melapor saja Ke MKD,” ujarnya.
“Mari memberikan contoh kenegarawanan, dimana tiap-tiap pemimpin bangsa adalah pembela masyarakatnya atau siapapun yang dipimpinnya, bukan kebalikannya,” ujarnya.
Connie mengingatkan, berbeda pendapat sangat lumrah dalam demokrasi, namun mari salurkan melalui cara yang sehat dan bermartabat. (Web Warouw)