JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara dapat mendahulukan investor dalam negeri untuk pembangunan sejumlah fasilitas dan infrastruktur di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN.
Meski saat ini beberapa negara, seperti Singapura, Korea Selatan, dan Jepang sudah meninjau IKN, Presiden Jokowi meminta untuk memberi kesempatan terlebih dahulu pada investor dalam negeri.
“Saya sampaikan kepada Kepala Otorita IKN dahulukan dulu investor dalam negeri. Tapi kalau mentok dan sudah tidak ada kita akan keluarkan jurus yang dari luar,” kata Presiden Jokowi, saat meresmikan ‘groundbreaking’ proyek Pakuwon Nusantara di kawasan IKN, Kalimantan Timur, seperti disaksikan dalam video dari Jakarta, Rabu (1/11).
Presiden menjelaskan bahwa sudah ada 130 investor dari Singapura yang meninjau progres pembangunan di IKN.
Kemudian, investor dari Jepang, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab juga berminat untuk menanamkan modal di IKN.
Bahkan, Kepala Negara menceritakan investor Uni Emirat Arab meminta satu blok untuk dilakukan pembangunan pusat keuangan. Namun, ia menegaskan kepada Kepala Otorita IKN untuk mengerem terlebih dahulu kepada investor luar negeri.
“Tapi biasanya kalau dari luar misalnya dari Uni Emirat Arab mintanya langsung satu blok. ‘Ini satu blok untuk financial center kami yang garap total’. Terus nanti yang di dalam negeri mau dapat apa?,” kata Jokowi.
Dengan dimulainya pembangunan Bandara VVIP IKN, rumah sakit, hingga jalan tol yang masih berjalan, Presiden Jokowi meyakini selesainya pembangunan infrastruktur tersebut pada 2024 akan membuat investor berbondong-bondong ke IKN. Oleh karena itu, ia meminta agar para investor dalam negeri tidak ketinggalan momentum untuk menanamkan modal.
“Kalau dua ini selesai jalan tolnya rampung, airportnya selesai, saya yakin kalau yang terlambat memulai investasinya di Ibu Kota Nusantara, Bapak Ibu akan ketinggalan,” kata Presiden Jokowi.
Kepercayaan Investor
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan peletakan batu pertama atau groundbreaking tahap kedua pada 1-3 November 2023 bukti tingginya kepercayaan pemodal berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Kegiatan ini menunjukkan bahwa bukan hanya pertumbuhan pembangunan yang terjadi di IKN, namun juga bergulirnya pertumbuhan ekonomi dan sebagai bukti minat dan kepercayaan yang tinggi dari investor swasta dan pemerintah di IKN,” ujar Kepala OIKN Bambang Susantono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (28/10).
Ia mengatakan 10 proyek melakukan peletakan batu pertama tersebut yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di IKN Nusantara pada 1-3 November 2023. Kegiatan ini merupakan kegiatan peletakan batu pertama tahap dua dari kegiatan yang sudah dilakukan September lalu.
Sebanyak 10 kegiatan peletakan batu pertama, baik dari APBN maupun swasta, untuk berbagai fasilitas di IKN, di antaranya rumah sakit, mal yang terintegrasi dengan hotel dan apartemen, beberapa kantor pemerintah, pulau suaka orang hutan, bandara VVIP, dan sekolah negeri serta internasional.
Nilai investasi dari peletakan baru pertama kali ini sekitar Rp12,5 triliun dan sejauh ini sudah ada proyek senilai Rp23 triliun yang melakukan peletakan batu pertama di IKN.
Meskipun begitu, ia menjelaskan target pembangunan IKN ini tidak hanya berupa angka, namun juga hadirnya suatu ekosistem yang sudah berfungsi untuk dinikmati.
“Bidang yang bervariasi ini menunjukkan bahwa di IKN sudah ada fasilitas-fasilitas dasar bagi masyarakat yang pindah tahun depan,” katanya.
Selain fasilitas dasar yang dapat dinikmati oleh masyarakat, rangkaian kegiatan peletakan batu pertama juga menandakan dibangun suaka orang hutan dewasa di IKN. Di suaka ini nantinya orang hutan yang sudah tidak muda lagi usianya dan sudah tidak bisa dilepasliarkan diberi perawatan.
Kegiatan peletakan batu pertama itu merupakan hasil dari proses yang panjang dari jajak pasar tahun lalu. Selanjutnya, diadakan kegiatan peletakan batu pertama berikutnya pada Desember mendatang.
“Meskipun prosesnya cukup panjang, tapi di sinilah kita bisa menunjukkan bahwa mesin pertumbuhan atau pembangunan mulai berputar sebagaimana yang kita inginkan dari awal,” kata Bambang. (Enrico N. Abdielli)