JAKARTA- Mantan kepala Badan Intelejen Nasional, Jenderal (Purn) Hendropriyono dipastikan mendukung Maruly Hendra Utama untuk merebut kepemimpin kota Bandar Lampung dalam pemilihan walikota mendatang. Saat ini dibutuhkan persatuan semua kekuatan yang masih mau membangun Indonesia dari dari tingkatan desa dan kota. Demikian tegas Maruly Hendra Utama kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (6/2).
“Saat ini banyak jenderal-jenderal yang berpikiran progresif bahkan revolusioner, seperti Oom Hendro. Bersama merekalah rakyat bisa menjaga kedaulatan dan membangun negara ini kembali berjaya. Untuk itu, kita harus bekerjasama untuk memimpin dan membangun kesejahtaraan rakyat dari tingkatan kota sampai propinsi,” tegasnya.
Maruly Hendra Utama adalah kader Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang pernah memimpin Parta Rakyat Demokratik (PRD) Jawa Barat menjelang kejatuhan Soeharto 1998. Setelah reformasi, Maruly sempat menjadi dosen di Universitas Tirtayasa, Serang, Banten sebelum akhirnya mengajar di Fakultas Fisipol Universitas Lampung
“PRD adalah sekolah dan alat perjuangan dimasa kediktaktoran. Sekarang saatnya kita berpraktek ditengah lautan neoliberalisme.Oom Hendro sepakat soal itu makanya kita bisa cocok untuk saling mendukung dalam perjuangan ke depan,” ujar kandidat doktor politik di Universitas Pajajaran ini.
Maruly menjelaskan bahwa sebenarnya Hendropriyono adalah anak angkat Kolonel Arifin RI yang juga kakeknya. Waktu itu Hendropriyono menjadi komandan korem 043, Garuda Hitam di Lampung.
“Namun karena perbedaan garis politik pada waktu masa orde baru, kami tidak pernah bisa ketemu. Waktu itu Oom Hendro berada di dalam jajaran pimpinan TNI yang harus menjalankan tugas. Sementara kita waktu itu berhadapan dengan siapapun yang membela Presiden Soeharto termasuk TNI. Namun sekarang rakyat dan TNI harus bersatu menghadapi imperialisme yang sedang mengganas di negara kita,” jelasnya.
Ia juga berharap kawan-kawan PRD nya yang lain bisa lebih terbuka saat ini untuk bekerjasama dengan TNI dan semua elemen lain yang nasionalis, pro rakyat dan berani menghadapi kekuatan asing.
“Tanpa kerjasama di dalam negeri yang kuat, nonsens kita tidak bisa menghadapi imperialime. Mereka sudah dalam rumah kita. Inget gak jaman Soekarno, kita sangat kuat. Namun berhasil dipatahkan setelah di adu domba dalam peristiwa 1965. Akibatnya sampai saat ini imperialisme menguasai kita,” jelasnya.
Sementara itu, Hendropriyono sendiri belum bisa terhubungi karena sedang mendampingi Presiden Jokowi ke luar negeri selama 5 hari kedepan. (Web Warouw)