BELU- Ibu Yosefina, petani garam tradisional di Desa Kenebibi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Belu kaget ketika menteri Desa PDT, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menghampirinya saat sibuk memasukkan garam ke dalam karung.
Di tengah sengatan matahari yang terik, Mendes Eko secara mendadak mendatangi petani garam ini dalam blusukan di Belu, NTT, Senin (16/8).
Ibu Yosefina dengan hangat bersalaman dengan Mendes Eko, lalu menuturkan bahwa usaha tani garam yang dia jalankan cukup membantu ekonomi keluarga.
Dalam sebulan, tutur dia, garam yang dihasilkan bisa mencapai 20 karung. Kemudian dijual ke pasar Atambua. “Tiap karung bisa dijual 50.000-100.000. Sekitar Rp2 juta sebulan,” tuturnya.
Kepada Ibu Yosefina, Mendes Eko Sandjojo mengaku kagum karena gigih berusaha meski kondisi alam di NTT sangat keras.
Kepada Bergelora.com dilaporkan Menteri juga mengakui bahwa sarana desa di Belu sudah cukup berkembang. Jalan juga sudah bagus sehingga tak banyak kendala soal akses. Mendes Eko juga mengajak masyarakat desa untuk terus mengembangkan kreativitas ekonomi, seperti pertanian, peternakan, juga produk kerajinan dan budidaya garam.
“Nanti kita akan ajak Menteri Kelautan Ibu Susi Pudjiastuti juga membantu pertanian garam ini. Sangat potensial,” jelasnya.
Karena di Belu ini masih banyak yang belum bisa bahasa Indonesia dan belum menguasai program, maka pendamping desa harus punya kualivikasi bisa bahasa Indonesia dengan baik dan tentunya menguasai program serta budaya setempat,” jelasnya.
Dana Desa
Sebanyak 69 desa di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur telah menggunakan dana desa dari APBN dengan total Rp96 miliar tahun ini. Dana Desa itu dibagi untuk 69 desa di 12 kecamatan, dengan rata-rata per desa menerima Rp600 juta – Rp700 juta.
Vincensius Moruk, seorang pegawai di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Belu menuturkan, penggunaan dana desa di Silawan rata-rata untuk sarana usaha tani dan penyediaan air.
“Mayoritas dana desa di Belu untuk pendukung pertanian. Modelnya jalan usaha tani, sarpras kebutuhan alat tani seperti hand tractor, mesin penyedot air dumur, bibit pertanian. Itu kita pakai dari dana desa,” ujar Vincen saat blusukan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Sandjojo ke Desa Silawan,
Dia menuturkan, adanya dana desa sangat membawa perubahan bagi masyarakat di Belu.
“Bayangkan saja pak, dulu kita di desa hanya nunggu program dari kabupaten dan itu juga kalau ada. Sekarang kita di desa buat rencana program sendiri sampai menggunakn dana itu juga sendiri. Ini langsung nyata kita rasakan di Belu,” ujarnya.
Mendes Eko Sandjojo mengakui bahwa sarana desa di Belu sudah cukup berkembang. Jalan juga sudah bagus sehingga tak banyak kendala soal akses. “Karena sarana jalan sudah, kita arahkan dana desa buat pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Mendes Eko juga mengajak masyarakat desa untuk terus mengembangkan kreativitas ekonomi, seperti pertanian, peternakan, juga produk kerajinan dan budidaya garam. (Andreas Nur)