JAKARTA- Siapapun bisa menjadi Polisi. Itulah hal yang terjadi saat ini, siapapun asal memenuhi syarat maka mampu menjadi anggota Polri. Jika anda ingin menjadi seorang polisi, tetapi masih takut dengan peta persaingan yang tinggi dengan banyak macam cara yang dilakukan oleh calon peserta dalam penerimaan polisi itu salah.
Bripda Noer Isal Rizky salah satu anggota Polisi yang memulai karirnya dari awal. Dia merupakan mantan tukang parkir. Kisah Bripda Noer Isa ini bisa memotivasi anda untuk yakin pada kemampuan diri anda sendiri.
Seperti yang kita ketahui bahwa persaingan masuk polisi sangatlah ketat dan ditambah dengan isu yang menyebutkan banyak macam cara, mulai dari upaya sogokan sampai jaringan keluarga dilakukan oleh orang – orang untuk bisa lolos dalam seleksi penerimaan polisi, tapi itu semua adalah salah. Karena saat ini sistem perekrutan anggota Polri Sudah terbuka dan bisa diakses melalui Online.
Contohnya, Bribda Noer Isal Rizky, pria yang akrab dipanggil Isal tersebut menjadi salah satu peserta yang lolos dari pendaftaran Brigadir Polisi pada tahun 2013 silam, tanpa harus mengeluarkan uang ataupun mengandalkan jaringan, Isal mengaku mengikuti semua tahap yang diujikan dari awal hingga akhir.
Isal mengaku memang sejak dulu dia bercita – cita menjadi seorang polisi, menurutnya seorang polisi adalah orang yang mengemban tugas mulia yaitu mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat, ungkap Isal.
Meskipun demikian Isal yang keseharianya bekerja menjadi juru parkir, mendapatkan kritikan mengenai cita – citanya tersebut. Bahkan keluarga Isal sendiri menganggap bahwa dirinya tidak mungkin lolos menjadi seorang polisi, penyebabnya adalah ayah Isal yang hanya bekerja menjadi seorang tukang ojek dan Ibunya berjualan nasi tidak memiliki uang untuk “memuluskan” putranya dalam proses seleksi.
Putra dari pasangan Iskandar (49) dan Badriah (41) ini merupakan pemuda tamatan SMA N 12 Tangerang tahun 2010, sejak kelas 3 SMA menjadi juru parkir di depan kantor leasing WOM Finance di Jl HOS Cokroaminoto, Ciledug Raya, Tangerang Selatan, sebelum ia menjadi seorang plolisi.
Minimnya dukungan dari orang tua terlihat dari ungkapan ibunya saat Isal sedang membatu ibunya di warung dan kebetulan di samping warung ibunya ada seseorang yang menjadi seorang polisi. Saat itu Isal bilang sama ibunya.
“Ma, kapan ya saya bisa jadi kayak gitu(jadi polisi), ibunya malah menjawab dengan nada pesimis “ mimpi kali, duit dari mana,” kenang Isal.
Namun hanya karena hal tersebut, tidak membuat Isal berkecil hati. Kisah Isal menjadi seorang polisi dimulai saat ia menemani temannya mendaftarkan diri menjadi seorang polisi di polres Tangerang. Saat itu ia mengambil sebuah brosur yang isinya menyebutkan pendaftaran polisi di polres Tangerang tidak dipungut biaya alias gratis.
Saat itu juga Isal menunjukkan brosur tersebut kepada kedua orangtuanya dan meminta retu untuk mendaftar menjadi Brigadir Polisi Juni 2012. Berbekal restu dari kedua orang tua Isal mendaftarkan diri ke Polres Tangerang. Mengerahui bahwa persaingan masuk polisi sangat ketat anak kedua dari empat bersaudara tersebut mempersiapkan diri sebelum menjalani proses seleksi.
Mulai dari persiapan fisik untuk menjalani kesehatan, hingga persiapan akademik dilakukan oleh Isal hingga akhir Juli 2012 saat pengumuman tiba, Isal dipanggil untuk menjalani serangkaian tes, mulai dari tes kesehatan, psikotes, tes akademik hingga tes kesehatan yang kedua.
“Alhamdulillah, saat pengumuman tiba saya ternyata dinyatakan lulus. Rasanya percaya nggak percaya,” Ungkap Isal sambil mengenang kegembiraan yang terjadi saat itu.
Setelah pengumuman Isal mengikuti pendidikan di Lido Sukabumi pada tanggal 1 Agustus 2012. Selama 7 bulan Isal mengikuti pendidikan dengan ketekunan dan keuletannya, sehingga Isal menjadi peserta didik terbaik sebagai salah satu siswa Lido 38 BSD (Bara Satya Darma).
*Tulisan ini dikutip Bergelora.com dari Tribratanews.com