JAKARTA- Komite Nasional Penegakan Kedaulatan Rakyat (KN-PKR) menuntut agar para calon presiden tidak membiarkan kebiadaban politik uang yang mendominasi pemilu legislatif.
“Mereka para Capres, baik Jokowi, Prabowo maupun Aburizal, boleh saja bicara berbusa-busa tentang agenda perubahan menuju Indonesia yang lebih adil, sejahtera dan beradab. Tapi negara macam apa yang akan dibangun diatas kebiadaban politik uang,” tantang Haris Rusli lewat bergelora.com di Jakarta, Minggu (4/5).
Namun, di saat yang sama menurutnya para calon presiden diam dan membiarkan sejumlah kebiadaban politik terjadi di depan mata mereka.
“Maka bagi aku, mereka hanyalah gerombolan para pembual dan penipu yang tak ada bedanya dengan Presiden SBY yang telah menipu kita selama 10 tahun dan mewariskan kepada kita tulang belulang, kerusakan moral dan kekacauan bernegara,” ujarnya.
Menurutnya dalam Pemilu tahun ini, praktik money politic dilakukan terang-terangan. Di tingkat rakyat tersebar kantong-kantong pengepul suara dengan brokernya untuk dijual ke caleg yang haus kursi DPR.
“Dan mereka para capres tak peduli dengan kejahatan dan kebiadaban pemilu. Mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi untuk mendapatkan tiket menjadi capres,” ujarnya.
Menurutnya para pimpinan parpol lebih keji dan biadab lagi. Rekapitulasi suara saja masih menuai banyak masalah, tapi mereka telah memoles diri menjual kursi parpolnya ke capres dengan tarif yang melangit. (Tiara Hidup)
